Seorang pria berinisial S (48) tega menghabisi nyawa istrinya, Edy (50), di sebuah kamar kos di Jalan Gunung Subur Gang Mirah Pemecutan 3B, Denpasar. Aksi itu dilakukan karena S merasa putus asa melihat kondisi sang istri yang menderita stroke tak kunjung sembuh.
"Pelaku merasa bingung karena istrinya sakit stroke sejak Februari 2024 dan tak kunjung membaik hingga sekarang," kata Kepala Seksi (Kasi) Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dilansir detikBali, Rabu (17/9/2025).
Sukadi menjelaskan, kejadian itu berlangsung pada Selasa (16/9/2025) sekitar pukul 00.30 Wita. Saat melihat istrinya yang sedang tertidur, S dilanda rasa putus asa karena sakit istrinya yang tak kunjung pulih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kondisi depresi, S awalnya ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, dia berubah pikiran dan memutuskan untuk membunuh Edy terlebih dahulu sebelum mencoba bunuh diri.
"Pelaku berpikir jika pelaku yang terlebih dahulu meninggal maka istri pelaku telantar," kata Sukadi.
Usai membunuh istrinya, S berupaya mengakhiri hidup dengan menenggak dua gelas cairan pembersih lantai yang dicampur minuman bersoda, tetapi tidak menimbulkan efek apa pun. Ia lalu mencoba mengiris lengannya, namun upaya itu juga gagal. Bingung harus bagaimana, S akhirnya mendatangi pos polisi Monang-Maning dan menyerahkan diri.
"Pelaku kini berstatus tersangka dan masih menjalani pemeriksaan medis di RS Trijata karena pelaku meminum Wipol dan Bayclean dan menyayat tangan sebelah kiri tepatnya di nadi," katanya.
Sementara itu, muncul kabar bahwa motif pembunuhan juga berkaitan dengan masalah utang. Hal itu disampaikan oleh tetangga korban, Imam Nurus.
Menurut Imam, Edy sempat menjadi koordinator arisan dari sebuah koperasi yang melibatkan ibu-ibu di sekitar kos. Namun, sejak setahun terakhir ia sakit stroke.
"Sepertinya ibu itu terlilit utang pinjaman di koperasi. Karena istrinya koordinator pinjaman ibu-ibu di gang. Sudah setahun belakangan si ibu itu sakit strok," ucap Imam.
Ia menambahkan, selama tinggal di kos, pasangan itu tidak pernah membuat keributan. Mereka dikenal pendiam dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan.
(nkm/nkm)