Pasangan gay (liwath) di Banda Aceh, RA dan QH, dituntut masing-masing 85 kali hukuman cambuk dikurangi masa tahanan. Jaksa Penuntut Umum (JPU) menilai keduanya tidak mendukung program pemerintah dalam penegakan syariat Islam.
Tuntutan terhadap kedua terdakwa dibacakan JPU Kejari Banda Aceh Alfian. JPU dalam tuntutannya menyatakan terdakwa RA dan QH telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan jarimah liwath melanggar Pasal 63 ayat (1) Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat sebagaimana dalam Dakwaan Tunggal Penuntut Umum.
"Menjatuhkan uqubat oleh karena itu terhadap terdakwa RA dan QH dengan uqubat ta'zir cambuk sebanyak 85 kali dikurangi dengan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa," kata Alfian dalam tuntutannya seperti dikutip detikSumut, Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sidang pembacaan tuntutan berlangsung di Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh, Senin (28/7). Selain itu, JPU juga menuntut agar kedua terdakwa tetap ditahan.
"Perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam penegakan Syariat Islam di Provinsi Aceh dan meresahkan masyarakat sehingga tuntutan yang dibacakan pada kemarin dirasa telah memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat," jelas Alfian.
Persidangan kasus itu dilanjutkan pada Senin (4/8) dengan agenda pembacaan pledoi oleh penasehat hukum terdakwa.
Diketahui, kasus itu bermula saat Satpol PP-Wilayatul Hisbah (WH) Banda Aceh mendapatkan laporan adanya pasangan diduga liwath pada Rabu (16/4) dinihari sekitar pukul 04.00 WIB. Dalam pemeriksaan, keduanya disebut mengaku baru selesai melakukan hubungan sejenis.
Setelah berkas pemeriksaan lengkap, penyidik polisi syariah melimpahkan kasus itu ke Kejari Banda Aceh. Sidang pertama kasus tersebut digelar Selasa 1 Juli dengan agenda pembacaan surat dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
(astj/astj)