31 Makam Keramat Palsu di Serang Dibongkar karena Jadi Lapak Pesugihan

31 Makam Keramat Palsu di Serang Dibongkar karena Jadi Lapak Pesugihan

Tim detikNews - detikSumut
Rabu, 04 Jun 2025 08:30 WIB
Warga Kabupaten Serang, Banten, membongkar 31 makam keramat palsu karena diduga menjadi lapak pesugihan. (Antara/HO-Polres Serang)
Foto: Warga Kabupaten Serang, Banten, membongkar 31 makam keramat palsu karena diduga menjadi lapak pesugihan. (Antara/HO-Polres Serang)
Serang -

Sebanyak 31 makam keramat palsu dibongkar warga Kabupaten Serang, Banten. Makam yang berdiri di TPU Kampung Kamadean, Desa Seuat, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten itu kerap jadi lapak pesugihan.

Kapolres Serang, AKBP Condro Sasongko, menjelaskan makam-makam palsu itu dibongkar usai Muspika dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Petir, tokoh agama dan masyarakat melakukan musyawarah di Kantor Camat Petir pada Senin (2/6).

Menurut keterangan warga, di areal tanah wakaf itu terdapat satu makam tokoh masyarakat. Namun saat ini di areal makam itu terdapat puluhan makam yang tidak diketahui asal-usulnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan informasi, pada 2018 hanya ada satu makam yang dikeramatkan oleh warga setempat. Namun seiring waktu muncul 31 makam baru di sekitar makam keramat yang tidak jelas asal-usulnya," kata Condro dilansir detikNews dari Antara, Selasa (3/6/2025).

Informasi yang beredar, lanjut Condro, makam-makam palsu tersebut dibangun oleh Suhada, warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang memiliki kerabat di Desa Seuat. Pembangunan makam palsu itu diduga untuk meraup keuntungan dari warga yang mencari pesugihan.

ADVERTISEMENT

"Informasinya makam-makam palsu itu dibangun oleh Suhada untuk untuk mendapatkan keuntungan dari masyarakat yang mencari pesugihan," katanya.

Makam palsu itu dibangun dengan bata hebel dan batu nisan yang ditulisi nama para wali, seperti Syeh Antaboga, Pajajaran, Nyi Mas Ratu Gandasari, Prabu Tajimalela, Ratu Sunda Galuh, Nyai Sangketa, dan lainnya.

"Selain membuat makam keramat palsu, Suhada juga membuat terowongan atau goa yang diduga untuk ritual pesugihan," jelasnya.

Bahwa menurut warga, Suhada juga telah menyebarkan ajaran sesat.

"Warga juga menganggap Suhada menyebarkan ajaran sesat untuk tidak melaksanakan sholat Jumat dan puasa Ramadhan," ucapnya.

Pembongkaran makam palsu itu dianggap sebagai bentuk penolakan atas makam-makam yang tidak jelas asal-usulnya.

Kini pihaknya masih menyelidiki keberasaan Suhada yang diduga orang yang membangun makam-makam palsu tersebut. Anggota Bhabinkamtibmas Polri juga disiagakan untuk menjaga kondusifitas di desa tersebut.

"Keberadaan Suhada masih kita selidiki dan saat ini lokasi pemakaman telah dipasang police line. Untuk menjaga kondusifitas kamtibmas, kami juga kedepankan petugas Bhabinkamtibmas," tandasnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads