Satu alat pendeteksi tsunami di Samudera Hindia milik Pemerintah India dilaporkan hilang. BMKG meminta nelayan Aceh melapor bila melihat alat tersebut terbawa arus.
Alat pemantauan tinggi gelombang laut berupa tsunami bouy yang hilang berkode STB01. Alat itu terpasang di Perairan India atau di kawasan Teluk Benggala dan diperkirakan hanyut menuju Perairan Indonesia.
Informasi hilangnya alat itu juga disampaikan lewat akun Instagram BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar. BMKG menyebutkan, tsunami bouy merupakan alat penting dalam mendeteksi tsunami di wilayah Samudera Hindia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tsunami buoy merupakan alat peringatan dini tsunami yang terletak di laut lepas atau samudera lepas. Fungsinya sebagai pengkonfirmasi bahwa terjadi atau tidaknya gelombang tsunami di laut lepas atau Samudera, sebelum gelombang tsunami tiba di daratan," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Andi Azhar Rusdin saat dimintai konfirmasi detikSumut, Jumat (2/5/2025).
Menurutnya, setiap ada gempa yang berpotensi tsunami, BMKG langsung mengecek buoy yang ada di laut lepas. Selain itu, BMKG juga mengecek tide gauge maupun tsunami gauge yang berada di pesisir atau bibir pantai.
Saat ini, ada sekitar 15 unit alat tersebut yang terpasang di Samudera Hindia. Hilangnya satu alat itu, kata Andi, sedikit berpengaruh ke informasi pendeteksian tsunami.
"Informasi yang diterima nantinya akan kurang detail di salah satu lokasi tersebut," jelasnya.
Andi mengimbau seluruh stakeholder, masyarakat umum, nelayan, pelaku pelayaran, dan pihak-pihak terkait, apabila menemukan atau mengetahui keberadaan alat tsunami buoy tersebut segera melaporkan ke BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar maupun kantor BMKG terdekat.
"Kerja sama dan partisipasi bapak/ibu sangat membantu dalam menjaga kelangsungan sistem pemantauan tsunami yang berfungsi untuk keselamatan kita bersama," ujar Andi.
(agse/dhm)