Bikin Malu, WNI Ini Pamer Kelamin ke Pramugari hingga Dihukum Penjara

Bikin Malu, WNI Ini Pamer Kelamin ke Pramugari hingga Dihukum Penjara

Tim detikNews - detikSumut
Rabu, 26 Mar 2025 11:30 WIB
Ilustrasi pelecehan
Foto: (Getty Images/Favor_of_God)
Medan -

Bikin malu, seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Brilliant Angjaya (23) divonis penjara tiga minggu karena kasus pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap seorang pramugari pesawat tujuan Singapura

Dilansir detikNews dari The Straits Times, Rabu (26/3/2025), peristiwa itu terjadi pada 23 Januari 2025. Saat itu, Angjaya tengah menumpang pesawat Singapore Airlines dari China ke Singapura.

Hakim Pengadilan Distrik Paul Quan memutuskan, tindakan Angjaya "tidak dapat dijelaskan" dan "tidak dapat dimaafkan".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Angjaya makan dan minum dua gelas sampanye sebelum tidur. Kemudian dia terbangun dan ke toilet untuk buang air. Di sana ia terpikir untuk merekam video dirinya tengah memperlihatkan kelaminnya kepada seseorang.

Lalu, sekitar pukul 4.45 pagi, ia kembali ke tempat duduknya lalu merekam alat kelaminnya. Korban yang datang membawa makanan terkejut saat menoleh dan melihat pelaku mengeluarkan alat kelaminnya.

ADVERTISEMENT

Pramugari itu bersikap profesional dengan membuka meja lipat di depan pelaku dan meletakkan makanan di atasnya lalu pergi.

Namun korban menyadari kamera ponsel milik Angjaya mengarah kepadanya. Ia pun melaporkan kejadian itu ke atasannya. Angjaya sempat berkelit namun akhirnya menyerahkan handphone miliknya.

Pihak maskapai menelpon polisi sebelum pesawat mendarat pada 6.45 pagi sesuai jadwal. Angjaya kemudian ditangkap.

Wakil Jaksa Penuntut Umum Ng Jun Kai menuntut pelaku dihukum empat hingga enam minggu penjara. Faktor yang memberatkan Angjaya yakni berada dalam keadaan mabuk dan tindak pidana itu dilakukan di dalam pesawat serta terhadap pekerja angkutan umum.

Pengacara Angjaya, Navin Thevar, mengatakan kliennya mencoba pingsan karena tak bisa tidur dengan meneguk banyak sampanye. Hal itu dilakukannya karena kondisi telah sulit.

Angjaya juga telah menulis surat permohonan maaf kepada korban, yang dibacakan pengacaranya di pengadilan.

Dalam suratnya itu, Angjaya menulis bahwa ia akan meninggalkan Tiongkok untuk selamanya usai belajar di sana selama sekitar lima bulan, Ia mengaku gelisah karena tidak tahu kapan bisa bertemu kembali dengan teman-temannya di China.

"Apa yang saya lakukan itu sangat bodoh. Tapi saya yakin Anda berhak mendapatkan penjelasan mengapa saya melakukan apa yang saya lakukan," tulis Angjaya, seraya menambahkan bahwa ia tahu alasannya tidak membenarkan tindakannya.




(nkm/nkm)


Hide Ads