Seorang santri Pesantren Raudhatul Hasanah Medan, Sumatera Utara memilih kabur karena tidak tahan kerap mengalami perundungan (bullying). Santri berinisial ZAT (14) asal Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Aceh ditemukan di Nagan Raya setelah dilaporkan menghilang.
Kapolsek Kuta Raja Banda Aceh, AKP Bambang Junianto mengatakan, santri itu dilaporkan kabur dari pesantren pada Jumat (28/2) sehingga orang tuanya mencari ke sejumlah tempat. Bambang mengaku sempat dihubungi keluarga korban untuk meminta bantuan pencarian.
Informasi hilangnya ZAT juga beredar di media sosial sehingga viral. Menurutnya, hilangnya korban diketahui keluarga berawal dari informasi pihak pesantren.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga awalnya menanyakan keberadaan korban ke pihak pesantren tapi mereka bilang korban sudah kabur selama tiga hari," jelas Bambang dalam keterangannya, Jumat (7/3/2025).
Setelah hampir seminggu dicari, orang tua akhirnya dihubungi seorang warga Nagan Raya, Samsul yang mengabari ZAT sedang bersamanya, Kamis (6/3). Pemilik tempat permainan odong-odong itu mengaku mengetahui korban hilang dari informasi di media sosial.
Personel Polsek Kuta Raja akhirnya meluncur ke lokasi untuk menjemput korban. Korban akhirnya dipertemukan kembali dengan orang tua.
"ZAT dalam keadaan sehat saat bertemu kembali dengan orang tuanya," ujar Bambang.
Korban disebut mengaku nekat kabur karena tidak tahan dengan perundungan yang dilakukan seniornya. Ia kabur ke Aceh dengan menggunakan mobil travel.
"Dia takut dipukul lagi di pesantren oleh seniornya, makanya dia pilih kabur," jelas Bambang.
Polisi menyarankan orang tua korban melaporkan kasus itu ke pihak pesantren. "Sebab itu bukan wilkum kita. Tapi kita selalu siap untuk dimintai bantuan. Proses pencarian korban ini kita lakukan dengan penelusuran di Banda Aceh juga," kata Bambang.
(agse/mjy)