Jannus Simanjuntak (44) tewas dibunuh penumpangnya, Fadli (45) di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Pelaku mengalami belasan luka senjata tajam di tubuhnya.
Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan sebelum melancarkan aksinya, pelaku sudah lebih mengasah pisau yang digunakannya untuk membunuh korban. Gidion memerinci luka-luka tersebut, yakni luka bekas sayatan di leher sebanyak empat liang, luka tusukan di perut dua liang, luka tusukan di dada satu liang, luka tikaman di punggung satu liang, luka sayatan di lengan satu liang, luka bekas sayatan di bibir dua liang dan luka bekas sayatan di di jari sebanyak lima liang.
"Ini (pisau) sudah diasah. Banyak (luka), luka bekas sayatan pada leher, tusukan, tikaman, ini sadis," kata Gidion saat konferensi pers di Polrestabes Medan, Selasa (25/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Kapolres Jakarta Utara itu mengatakan kejadian itu berawal pada Minggu (23/2) sekira pukul 15.00 WIB. Saat itu, pelaku berencana untuk melakukan perampokan pada malam harinya. Pada saat yang bersamaan, pelaku mempersiapkan pisau untuk senjatanya saat beraksi.
Pelaku menjalankan aksinya dengan modus memesan taksi online melalui aplikasi indriver dan mendapatkan korban sebagai pengemudinya, sekira pukul 19.00 WIB. Pelaku memesan mobil dari Jalan Bunga Pariama Desa Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan menuju Jalan Eka Rasmi, Kecamatan Medan Johor.
Selang 15 menit, korban pun datang menjemput pelaku dan pelaku duduk tepat di kursi belakang sopir. Sekitar 1 km berjalan, tepatnya masih di Jalan Bunga Pariama, pelaku meminta korban untuk berhenti dengan dalih ada saudaranya yang akan ikut naik ke mobil itu.
Saat korban berhenti, pelaku langsung menggorok leher korban. Namun, karena pelaku melihat korban masih bergerak, pelaku lalu menusuk korban beberapa kali hingga meninggal dunia.
"Saat itu, tersangka melakukan tindak pidana dengan cara menyayat leher korban, kemudian menusuk pada bagian yang vital," jelasnya.
Kemudian, pelaku mengambil alih kemudi mobil tersebut dan membawanya ke arah Kecamatan Kutalimbaru. Lalu, pelaku membuang jasad korban di semak-semak Dusun IV Namo Bintang, Desa Suka Rende, Kecamatan Kutalimbaru.
Sebelum pergi, pelaku sempat mengambil handphone dan uang korban sebesar Rp 200 ribu. Lalu, sekira pukul 22.00 WIB, pelaku F menemui H di Jalan Saudara, Padang Bulan, untuk menjual mobil tersebut.
Saat itu, H mengatakan agar mobil tersebut ditinggal dulu dan akan memberikan uangnya nanti. Pelaku Fadli pun pergi menjual hp korban ke salah satu counter hp di Kecamatan Medan Tuntungan seharga Rp 500 ribu. Setelah itu, pelaku pulang ke rumahnya di Jalan Bunga Kardiol, Desa Ladang Bambu.
Kemudian, pada Senin (24/2) pagi, H menghubungi pelaku dan menanyakan soal bercak darah yang ada di mobil tersebut. Saat itu, pelaku berdalih bahwa itu adalah darah kambing.
Lalu, H pun meminta pelaku untuk membersihkah bercak darah itu. Kemudian, keduanya bertemu di sekitaran Simalingkar sekira pukul 11.00 WIB.
"Namun, saat itu tersangka F melihat warga sudah ramai dan tersangka ketakutan, sehingga tidak jadi mengambil mobil tersebut. Lalu, tersangka pulang ke rumahnya," sebutnya.
Mayat korban lalu ditemukan oleh warga. Pihak kepolisian yang menerima informasi itu lalu menyelidiki kasus tersebut dan menangkap pelaku di Simpang Selayang pada Senin (24/2) sekira pukul 20.00 WIB. Namun, saat proses pengembangan, pelaku melakukan perlawanan hingga terpaksa ditembak petugas kepolisian di kedua kakinya.
Gidion mengatakan bahwa awalnya pelaku mendatangi H dengan tujuan meminjam uang untuk membayar utangnya. Lalu, H meminta pelaku untuk mencari mobil dan akan membayarnya sebesar Rp 25 juta. Setelah itu, pelaku pun merencanakan untuk mencari target.
"Motifnya ekonomi, dia membutuhkan uang Rp 25 juta, dan itu terucap sebelum melakukan pembunuhan. (Motif) sangat subyektif ya, kalau kita tanya pasti untuk kehidupan, terlilit utang, tapi dia sendiri nyabu, agak kontradiktif," jelasnya.
(afb/afb)