Personel TNI dari Resimen Arhanud 2/SSM diduga terlibat bentrok dengan ormas Pemuda Karya Nasional (PKN) di Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Begini penampakan lokasi kejadian tersebut.
Pantauan detikSumut di lokasi, Kamis (30/1/2025) sekitar pukul 18.40 WIB, terlihat TKP dipagari dengan seng. Seng itu terlihat diwarnai dengan warna yang identik dengan warna ormas tersebut.
Di dalam pagar, terdapat 3 bangunan yang terdiri dari warung hingga lapak kosong. Di lokasi juga terlihat bekas pecahan kaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi itu terdapat di areal perkebunan. Terdapat sejumlah tanaman mulai dari sawit hingga pohon pisang.
"Mobil itu berada di bangunan itu, di samping mobil itulah ditemukan barang bukti itu," kata Asisten Intelijen (Asintel) Kasdam I/BB Kolonel Hary Sassono Utomo di lokasi.
Untuk diketahui, Kapendam I/BB Kolonel Inf Doddy Yudha menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi pada Rabu (29/1) kemarin itu. Menurutnya, Praka Darma Saputra Lubis personel Resimen Arhanud 2/SSM bertemu dengan tiga pemuda yang menggeber motor ketika melintasi Jalan GBKP Dusun Lau Gelunggung sekira pukul 10.00 WIB.
"(Praka DS) berpapasan dengan tiga orang pemuda yang mengendarai sepeda motor trail dengan knalpot brong dan menggeber-geber motornya di samping Praka DS," ujar Kolonel Doddy Yudha, Kamis (30/1).
Melihat aksi ketiga pemuda tersebut, Praka Darma tidak terima dan merasa terganggu. Kemudian personel TNI tersebut mengikut ketiga pemuda yang menggeber sepeda motor hingga ke warung salah seorang warga.
Warung tersebut, kata dia, diduga menjadi tempat berkumpul karena ada warna loreng khas ormas tersebut di warung itu. Setibanya di warung tersebut, Praka Darma melihat ketiga pemuda tersebut sedang duduk di warung itu dan menegurnya.
"Karena tidak diterima ditegur, terjadi cekcok mulut yang menyulut emosi ketiga pemuda tersebut. Lalu, pemuda itu bersama teman-teman yang lainnya kurang lebih 10 orang melakukan pengeroyokan terhadap terhadap Praka DS," jelasnya.
Dalam peristiwa itu, Praka Darma dipukul menggunakan kayu di bagian wajah dan punggung. Merasa kalah, Praka Darma berlari ke arah kebun sawit dan bersembunyi di lokasi tersebut.
Lalu, Darma meminta meminta pertolongan kepada rekan-rekannya di Resimen Arhanud melalui pesan grup WhatsApp. Selang beberapa waktu, sejumlah rekan Darma tiba di lokasi untuk mencari pemuda yang mengeroyok Praka Darma. Namun, Doddy belum memerinci berapa banyak rekan Darma yang mendatangi lokasi tersebut.
"Sejumlah anggota Menarhanud 2/SSM mendatangi lokasi untuk mencari pelaku pengeroyokan. Ketika berada di sebuah warung yang diduga menjadi tempat berkumpulnya mereka, para anggota justru menemukan barang bukti mencurigakan, seperti alat hisap sabu, sisa sabu dalam plastik, dan alat timbang elektrik. Penemuan ini memicu ketegangan lebih lanjut yang berujung pada pengerusakan warung serta satu mobil dan tiga sepeda motor yang terparkir di sekitar lokasi. Lokasi kejadian tidak jauh dari lokasi barak narkoba," sebutnya.
Doddy mengatakan situasi saat ini telah kondusif. Selain itu, pihaknya juga telah memediasi peristiwa itu bersama dengan warga dan ormas PKN tersebut.
"Kami telah menggelar apel luar biasa bagi seluruh personel Resimen Arhanud 2/SSM guna mencegah tindakan balasan dan memastikan insiden ini tidak berkembang lebih luas. Kodam I/BB juga telah melakukan mediasi dengan warga serta ormas PKN untuk menyelesaikan permasalahan ini secara damai," kata Doddy.
Dia menyebut pihaknya telah membuat laporan soal peristiwa pengeroyokan kepada personel TNI itu. Selain itu, pihaknya juga melaporkan soal temuan narkoba di lokasi kejadian.
"Kami membuat laporan atas pengeroyokan dan melaporkan temuan alat narkoba ke pihak kepolisian serta melakukan penyelidikan guna mengungkap penyebab terjadinya keributan," pungkasnya.
Ada sekitar 40 personel TNI yang mendatangi Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) dan terlibat bentrok dengan Ormas. Mereka kini diperiksa untuk penyelidikan terkait kasus itu.
"Kalau anggota yang setelah dikeroyok itu kan minta bantuan melalui WhatsApp grup, datang sekitar 40 orang dan 40 orang tersebut sudah dilakukan proses pemeriksaan untuk penyelidikan lebih lanjut," tutupnya.
(dhm/dhm)