5 Saksi Diperiksa soal Gadis Pencari Botot di Deli Serdang Diduga Diperkosa

5 Saksi Diperiksa soal Gadis Pencari Botot di Deli Serdang Diduga Diperkosa

Finta Rahyuni - detikSumut
Selasa, 17 Des 2024 23:30 WIB
Kapolrestabes Medan Kombes Gidion saat konferensi pers di Desa Sampali.
Foto: Kapolrestabes Medan Kombes Gidion saat konferensi pers di Desa Sampali. (Finta Rahyuni/detikSumut)
Deli Serdang -

Gadis pencari botot di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) S (23) diduga diperkosa dan dianiaya sejumlah pria. Saat ini, petugas kepolisian telah memeriksa sekitar lima saksi terkait peristiwa itu.

"Empat sampai lima saksi," kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan, Selasa (17/12/2024).

Gidion menyebut dari hasil visum ditemukan banyak sperma di kemaluan korban. Dari hasil visum itu, S diduga menjadi korban pemerkosaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil visumnya kan sudah kita lakukan, ditemukan banyak sperma, banyak dalam bentuk volumenya. Ada indikasi (diperkosa)," jelasnya.

Mantan Kapolres Jakarta Utara itu mengatakan bahwa penyidik memiliki kendala untuk mengungkap pelaku. Sebab, kata Gidion, sulit untuk menemukan CCTV dan juga saksi yang mengetahui kejadian itu. Selain itu, korban juga tidak mengetahui pasti pelaku yang memperkosanya.

ADVERTISEMENT

"Kendala kita memang mengulik peristiwa dan pelakunya. Yang bersangkutan (korban) juga nggak tahu ini siapa. CCTV kondisinya juga waktu itu terjadi bukan tempat yang banyak CCTV, tapi saya sangat membuka diri, kalau ada informasi, justru itu menjadi bahan untuk kita melakukan pengungkapan," ujarnya.

Menurut Gidion, yang paling penting saat ini adalah memulihkan kondisi fisik dan psikologis korban.

"Kiat langkah pertama adalah treatment fisik dan psikis korban. Yang kita alami dalam kasus ini memang ada kendala di situ, informasi untuk mengungkap siapa pelaku, peristiwa apa yang terjadi itu masih ada kendala, tidak mungkin kita paksakan kepada yang bersangkutan (korban) untuk memberikan keterangan, malah kita menjadi salah, ketika kita menanyakan kepada orang yang mengalami kendala seperti itu jangan jangan alih-alih kita melakukan upaya justru kita mengulik lagi memorinya, ini kan harus pelan-pelan," pungkasnya.

Sebelumnya, abang korban Akmal (25) mengatakan kejadian itu berawal pada Senin (2/12) pagi. Saat itu, korban pergi mencari botot seperti biasanya.

Akmal menyebut pada siang harinya, korban biasanya pulang ke rumah untuk salat Zuhur. Namun, hingga malam korban tidak kunjung pulang.

Pihak keluarga sudah sempat mencari-cari korban, tetapi tidak kunjung ditemukan. Pada sore harinya, kata Akmal, ada warga yang sempat melihat korban berada di depan salah satu rumah makan yang tidak jauh dari rumah korban.

"Sampai saat itu kami cari tidak ketemu, sampai senin malam," kata Akmal, Jumat (6/12).

Kemudian, pada Rabu (4/12) sekira pukul 02.30 WIB, korban tiba-tiba pulang ke rumah. Berdasarkan hasil pengecekan CCTV yang dicek oleh pihak keluarga, korban pulang diantar dengan menaiki becak. Namun, pihak keluarga mengaku tidak mengenal tukang becak tersebut.

Akmal menyebut adiknya masuk ke kamar begitu sampai di rumah dan tidak langsung memberitahu pihak keluarga. Saat pulang itu, Akmal melihat baju adiknya kotor terkena tanah. Selain itu, jilbab korban juga berantakan.

Selang beberapa menit, korban keluar dari kamarnya dan mengaku bahwa dirinya telah diperkosa. Saat itu, keluarga menemukan luka lebam di wajah dan bekas cekikan di leher korban.

Berdasarkan keterangan korban, kata Akmal, dirinya digilir oleh tiga orang pria di dekat sungai di Desa Lau Dendang. Setelah dicek ke bidan, ditemukan luka sobek dan sperma di kemaluan korban.

Akmal mengaku adiknya mengalami trauma setelah kejadian. Bahkan, korban ketakutan jika melihat orang ramai.
Dia menyebut adiknya memang memiliki keterbelakangan mental.




(afb/afb)


Hide Ads