Bertambah Daftar Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Wastafel di Disdik Aceh

Round Up

Bertambah Daftar Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Wastafel di Disdik Aceh

Tim detikSumut - detikSumut
Selasa, 03 Des 2024 07:01 WIB
ilustrasi
Ilustrasi. (Foto: Dok.Detikcom).
Banda Aceh -

Tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan wastafel untuk tingkat SMA sederajat pada masa pandemi COVID-19 di Dinas Pendidikan Aceh bertambah. Terkini, empat orang ditetapkan sebagai tersangka baru dalam kasus tersebut.

Keempat tersangka itu disebut sebagai penerima paket pekerjaan alat cuci tangan tersebut.

"Benar, penyidik telah menyerahkan empat berkas tersangka baru kasus korupsi wastafel ke Kejati Aceh," kata Direskrimsus Polda Aceh Kombes Winardy kepada wartawan, Senin (2/12/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keempat tersangka baru tersebut yakni ML, MS, AH, dan HL. Mereka diproses dalam berkas perkara terpisah.

Winardy mengatakan, pihaknya akan terus mendalami keterlibatan pihak-pihak lainnya dalam kasus korupsi dengan anggarannya bersumber dari APBA tahun anggaran 2020.

ADVERTISEMENT

"Kasus ini akan terus berproses sampai tuntas. Bahkan setelah ini, akan ada pengiriman beberapa berkas tersangka terbaru lagi ke Jaksa. Intinya, penyidik akan terus bekerja dan mengejar siapapun yang terlibat dalam kasus yang merugikan negara ini," ujar mantan Kabid Humas Polda Aceh itu.

Untuk diketahui, sebelum menetapkan empat tersangka baru tersebut, polisi lebih dulu menetapkan Mantan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh Rachmat Fitri, ZF selaku PPTK, dan ML selaku pejabat pengadaan sebagai tersangka. Ketiganya saat ini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Tipikor Banda Aceh dan sudah mendengar tuntutan jaksa penuntut umum.

Rachmat dituntut tujuh tahun penjara sementara dua terdakwa lain dituntut masing-masing 6,5 tahun penjara. Kasus itu menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 7,2 miliar.

Angka itu diketahui berdasarkan hasil audit BPKP Perwakilan Aceh. Menurut Winardy, kerugian keuangan negara tersebut hasil perhitungan dari kekurangan volume dan mutu dari 390 paket kegiatan pengadaan langsung.

"Nilai kontrak keseluruhan pekerjaan tersebut Rp 43,7 miliar yang bersumber dari APBA atau dana refocusing COVID-19 yang dianggarkan pada Dinas Pendidikan Aceh tahun 2020," jelas Winardy.




(dhm/dhm)


Hide Ads