Keluarga Remaja Tewas Ditembak di Sergai Bikin Laporan di Pomdam

Keluarga Remaja Tewas Ditembak di Sergai Bikin Laporan di Pomdam

Finta Rahyuni - detikSumut
Senin, 30 Sep 2024 20:15 WIB
Kuasa hukum keluarga korban Rohdalahi usai membuat laporan di Pomdam I/BB.
Foto: Kuasa hukum keluarga korban Rohdalahi usai membuat laporan di Pomdam I/BB. (Foto: Finta Rahyuni/detikSumut)
Medan -

Keluarga M Alfath (13), remaja yang tewas usai ditembak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), menduga ada dua oknum TNI yang terlibat penembakan korban. Atas dugaan itu, keluarga melaporkan kedua oknum TNI itu ke Pomdam I/BB.

Laporan berbentuk laporan pengaduan atau pengaduan masyarakat (dumas) itu dilayangkan oleh ibu korban, Fitriyani (52) ke Pomdam I/BB, hari ini. Laporan itu diterima dengan nomor: STTL/13/IX/2024.

Dalam laporan itu, disebutkan bahwa kedua oknum TNI itu bertugas di bagian Intel Kodim 0204/DS. Di laporan tersebut tidak dirinci nama lengkap kedua oknum TNI itu. Namun, hanya disebutkan bahwa kedua TNI itu bermarga Manalu dan Hutabarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita hari ini datang ke Pomdam I/BB untuk buat laporan polisi terkait dengan peristiwa kematian MA pada 1 September 2024. Dua orang (anggota TNI) inisialnya marga M sama H," kata kuasa hukum keluarga korban, Rohdalahi Subhi Purba di Pomdam I/BB, Senin (30/9/2024).

Rohdalahi menyebut pihaknya sudah beberapa kali mendatangi Pomdam I/BB, sebelum membuat laporan itu. Tujuannya untuk menindaklanjuti terkait Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) yang disampaikan oleh penyidik Polres Sergai terkait keterlibatan oknum TNI itu.

ADVERTISEMENT

Namun, menurutnya, tidak ada tindak lanjut dari pihak TNI hingga pada akhirnya mereka membuat laporan pengaduan resmi ke Pomdam I/BB.

"Sebelumnya, kami sudah berulang kali sampai ke Pomdam ini untuk menindaklanjuti surat Polres Sergai terkait dengan adanya dugaan pelaku penembakan itu dari oknum TNI AD. Akan tetapi, itu sudah berulang kali tidak direspons segala macam, sehingga hari ini kita membuat laporan polisi dan itu sudah diterima laporan kita," ujarnya.

Rohdalahi mengatakan pihaknya turut menyerahkan sejumlah bukti saat membuat laporan ke Pomdam I/BB. Bukti-bukti itu di antaranya adalah SP2HP dari Polres Sergai.

"Bukti yang kita sampaikan di sini, kebetulan kita dapat SP2HP dari Polres Sergai. Disebutkan dalam SP2HP itu bahwa pelakunya itu adalah oknum TNI AD, sama keterangan Polres Sergai bahwa mereka sudah memberitahukan perihal itu beserta resumenya ke Pomdam I/BB," ujarnya.

Kapendam I/BB Kolonel Inf Rico Siagian belum merespons konfirmasi yang dilayangkan detikSumut terkait dengan laporan keluarga korban tersebut.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap empat warga sipil yang diduga terlibat dalam kasus penembakan Alfath. Selain keempatnya, keluarga korban menyebut ada dua oknum TNI yang menjadi pelaku penembakan itu.

Rohdalahi menyebut pihak keluarga telah menerima SP2HP dari pihak kepolisian. Dalam SP2HP itu disebutkan soal adanya keterlibatan oknum TNI.

"Mereka (polisi) mengirimkan surat ke Denpom I/BB pada 16 September, mereka (polisi) beritahukan surat bahwa pelakunya adalah anggota TNI serta melampirkan buktinya segala macam. Habis itu kami diberikan SP2HP," kata Rohdalahi saat dikonfirmasi detikSumut, Minggu (29/9).

Rohdalahi menyebut dua oknum TNI itu adalah personel Intel Kodim 0204 Deli Serdang. Berdasarkan informasi yang diterimanya, pelaku penembakan itu adalah satu dari dua oknum TNI tersebut.

Sementara oknum TNI satunya lagi, kata Rohdalahi, ikut mengejar para korban bersama dengan empat pelaku yang telah ditangkap.

"Jadi, ada enam pelakunya, 2 TNI, empat sipil. Mereka (polisi) sudah surati Pangdam, surati juga ke Kodim, karena ini anggota Kodim 0204 dari kesatuan Intel. Bahkan, bukan yang terlibat, yang nembak malah, pelaku utama, yang nembak langsung satu orang, temannya satu orang," ujarnya.

Dia menyebut peristiwa itu berawal saat korban dan teman-temannya berboncengan menggunakan empat sepeda motor hendak tawuran dengan geng Lubuk Pakam di Sungai Ular. Namun, setelah bertemu, geng Lubuk Pakam tersebut ketakutan dan sebagian di antaranya lari ke Hotel Deli Indah Deli Serdang.

Pada saat itu, kata Rohdalahi, geng korban meneriaki geng Lubuk Pakam tersebut dari depan hotel. Tak lama, dua oknum TNI dan empat warga sipil yang disebutnya tengah berada di hotel itu keluar dan mengejar geng korban hingga ke lokasi penembakan.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

Rohdalahi menyebut keenamnya mengejar geng korban dengan menggunakan dua mobil, yakni Avanza dan Grand Max.

"Ini kan awalnya ada suara bising di hotel Deli Indah di pinggir jalan itu, kita nggak tahu keterlibatan orang ini (TNI dan sipil) sama Hotel Deli Indah itu, tapi dari hasil gelar, mereka berkamar di situ. Ada dari pihak hotel ngasih tahu, ini ada ribut-ribut di depan, keluar orang itu (enam orang), kejar, letuskan tembakan, dikejar-kejar lah itu sampai ke TKP penembakan," ujarnya.

Rohdalahi menyebut oknum TNI itu sempat marah karena temannya menembak korban. Alhasil, setelah kejadian, korban dibawa ke RSU Sawit Indah Perbaungan oleh para pelaku. Usai mengantar korban, para pelaku pergi meninggalkan rumah sakit.

"Ketika ditembak, yang TNI satu lagi memang marah 'kok kau tembak'. Dibilang yang nembak 'sudah tinggal saja'. Dibilang yang nggak menembak 'jangan, antar ke RS', disuruh lah sipil ini yang naik Grand Max itu mengantar ke RS, jadi yang ngantar (korban) pelaku itu juga," sebutnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Polisi Ungkap Penyebab Bentrok Pemuda Pancasila Vs Grib di Sergai"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)


Hide Ads