Seorang warga Jakarta Selatan (Jaksel) berinisial SA (27) pergi ke Thailand untuk mencari pekerjaan. Namun ia malah disekap dan dianiaya di Myanmar.
Hal itu diungkap keluarga korban, Daniel. Ia menyebut, SA awalnya diajak temannya, Risky, untuk bekerja di Thailand dengan iming-iming gaji 10.000 dolar AS atau Rp 150 juta. Terbujuk dengan gaji besar, SA dan Risky pun akhirnya terbang di Thailand pada 11 Juli 2024.
Di Bangkok, Thailand, keduanya sempat bertemu dengan empat orang warga keturunan India dan ikut dalam satu mobil. Namun, di pertengahan perjalanan, SA dan Risky berpisah. SA ternyata dibawa ke Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia berpikir mau dibawa ke Mae Sot, Thailand ternyata delapan jam perjalanan tak sampai juga, ternyata malah sudah tiba pada sebuah rumah berbentuk rumah susun di Myanmar," kata Daniel, dilansir detikNews dari Antara, Selasa (13/8/2024).
Ia mendapat kabar jika SA disekap. SA diberi handphone (HP) untuk menghubungi pihak keluarganya di Indonesia. Keluarga SA pun dihubungi dan dimintai uang tebusan sebesar 30.000 atau Rp 478 juga. Keluarga diancam memberikan tebusan agar SA bisa pulang dengan selamat. Pihak keluarga mengaku sempat mengirimkan uang karena SA disekap dan disiksa pelaku.
Pengakuan SA, ia tidak bisa bicara leluasa dengan keluarga. SA mengaku disiksa sekelompok orang hingga tak diberi makan dan minum. Ia juga dipukul dengan tongkat baseball.
"Minta duit sekitar Rp 18 jutaan dulu, itu buat meringankan beban dia biar tak disiksa," kata Daniel yang merupakan sepupu korban.
Keluarga SA mengaku tak mampu memenuhi permintaan para pelaku yang meminta tebusan 30.000 dolar karena tidak punya uang sebanyak itu. Hingga kini, pihak keluarga korban masih kerap dihubungi para pelaku. Keluarga pun telah melaporkan kejadian tersebut ke Kemlu, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), hingga Polda Metro Jaya.
Sementara, teman SA, Rizky yang sama-sama berangkat ke Thailand sudah kembali ke Indonesia. Hal itu dikatakan sepupu SA, Yohana Apriliani (35). Menurut Yohana, Risky sudah di Indonesia sejak 30 Juli 2024. Risky juga mengaku sudah hilang kontak dengan korban SA.
(nkm/nkm)