Pelajar SMP Diduga Tewas Dianiaya Oknum TNI Saat Lihat Tawuran di Deli Serdang

Pelajar SMP Diduga Tewas Dianiaya Oknum TNI Saat Lihat Tawuran di Deli Serdang

Finta Rahyuni - detikSumut
Jumat, 21 Jun 2024 20:40 WIB
Direktur LBH Medan Irvan Saputra bersama ibu korban, Lenny Damanik saat berada di LBH Medan. (Foto: Finta Rahyuni/detikSumut).
Direktur LBH Medan Irvan Saputra bersama ibu korban, Lenny Damanik saat berada di LBH Medan. (Foto: Finta Rahyuni/detikSumut).
Medan -

Seorang pelajar SMP inisial MHS (15) diduga tewas usai dianiaya oknum TNI. Menurut keterangan keluarga, saat kejadian korban tengah menyaksikan tawuran yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).

Direktur LBH Medan Irvan Saputra selaku Kuasa Hukum Lenny Damanik, ibu korban, mengatakan penganiayaan itu terjadi di bantaran rel kereta api di Jalan Pelikan Ujung, Kecamatan Percut Sei Tuan Jumat (24/5/2024). Lalu, korban meninggal dunia pada Sabtu (25/5).

"Ibu korban datang ke LBH Medan mengadukan bahwasanya adanya dugaan pembunuhan terhadap anaknya inisial MHS yang diduga dilakukan oleh anggota TNI.
Berdasarkan informasi keluarga, (korban) hendak melihat adanya tawuran," kata Irvan saat konferensi pers di LBH Medan, Jumat (21/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat tawuran itu, kata Irvan, ada penertiban yang dilakukan oleh pihak Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Irvan menyebut saat penertiban itu, korban ditangkap oleh Babinsa tersebut dan diduga dianiaya.

Dia menyebut penganiayaan itu juga disaksikan oleh teman korban bernama Putra. Dalam kejadian itu, kata Irvan, korban mengalami luka pada bagian kepala, dada dan tangan.

ADVERTISEMENT

"Pasca kejadian tawuran tersebut, diketahui MHS sempat ditangkap diduga oleh Babinsa, diduga dianiaya, dipukul hingga jatuh ke bawah rel. Kemudian habis ada luka penganiyaan di kepalanya, dia (korban) juga mendapatkan penganiayaan di dada, tangan lecet, hingga mengeluarkan darah," sebutnya.

Irvan menyebut setelah kejadian itu, korban tidak sadarkan diri. Lalu, korban dibawa oleh teman-temannya ke rumah sakit, sedangkan oknum Babinsa disebut pergi meninggalkan lokasi kejadian.

"Ketika adanya kejadian itu maka oknum yang diduga itu meninggalkan lokasi dan korban dibawa berobat. Terakhir sampai di RS, MHS sudah menghembuskan napas terakhir. Ketika MHS dianiaya dan tak sadarkan diri juga sempat dibawa ke tukang kusuk, ternyata didudukkan saja enggak bisa," kata Irvan.

Irvan mengatakan saat kejadian ibu korban sedang berada di Kota Pematangsiantar untuk menghadiri pemakaman orang tua Lenny. Usai menerima informasi kejadian yang menimpa anaknya itu, Lenny pun langsung pulang ke Medan.

Setelah kejadian itu, ibu korban pergi ke Polsek Medan Tembung untuk membuat laporan. Namun, dari pihak kepolisian menyarankan ibu korban melapor ke Denpom karena adanya dugaan keterlibatan oknum TNI itu.

Kemudian, Lenny pergi membuat laporan ke Denpom I/5 pada 28 Mei 2024. Laporan itu diterima dengan nomor: TBLP-58/V/2024.

"Atas laporan ini, Ibu Lenny sudah diperiksa dua kali, saksi Putra diperiksa, tukang kusuk juga diwawancarai, satu atas nama Dicky juga diwawancarai di rumahnya," sebutnya.

Irvan mengaku hingga saat ini belum ada penetapan tersangka terkait kejadian itu. Untuk itu, dia meminta agar kasus tersebut segera ditindaklanjuti.

"Setelah sebulan enggak ada ditetapkan tersangka. Padahal ini sudah waktu yang lama. Secara tegas kami minta Denpom I/BB untuk segera melakukan ekshumasi pembongkaran kuburan, lakukan autopsi mendalam. Karena itu sebagai bukti apakah dia meninggal sakit atau meninggal karena dianiaya," kata Irvan.

"Kalau korban memang ikut tawuran harus diungkap penyidik, biar transparan, ungkap ini, kalau memang anaknya dianiaya pihak lain, silakan diungkap," sambungnya.

Penjelasan Kodam I/BB

Kapendam I/BB Kolonel Rico Siagian membantah korban tewas karena dianiaya oleh oknum TNI. Dia menyebut korban tewas karena terjatuh dari rel saat pihak TNI/Polri tengah menertibkan tawuran tersebut.

"Tidak benar dianiaya. Kejadian satu bulan yang lalu, ada dua kelompok warga tawuran, dibubarkan oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Satpol PP. Saat mau dibubarkan, mereka bubar dan lari berhamburan. Anak tersebut (korban) jatuh dari rel," kata Rico saat dikonfirmasi detikSumut.

Rico juga menegaskan tidak ada kontak fisik antara korban dan personel TNI sebelum korban terjatuh. "Tidak ada," sebutnya.




(dhm/dhm)


Hide Ads