Polisi menangkap Raka, pelaku pembunuhan pensiunan PTPN V Pekanbaru bernama Saiwan. Pelaku ternyata sopir dari korban.
"Pelaku berinisial RK, sopir korban sendiri," terang Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Berry Juana, Jumat (14/6/2024).
Berry mengatakan usai pembunuhan Raka kabur ke Bengkulu. Di Bumi Raflesia, Raka kemudian meninggalkan mobil korban dan dia kabur ke Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pelaku kemudian berpindah tempat ke Subang hingga bersembunyi di Banyuwangi. Di Banyuwangi itulah pelaku ditangkap Satreskrim Polresta Pekanbaru bersama Polresta Banyuwangi dan Jatanras Polda Jawa Timur.
"Mobil korban ini kami temukan di Bengkulu setelah dititipkan tempat kerabatnya. Lalu pelaku kabur berpindah-pindah tempat dan terakhir ditangkap di Banyuwangi," kata Berry.
Berry mengungkap motif pembunuhan itu masih dalam pendalaman. Sebab, pelaku masih dalam perjalanan dari Banyuwangi menuju Pekanbaru.
"Motif nanti kami dalami dulu karena untuk RK masih perjalanan ke Pekanbaru. Masih dibawa anggota ke Mapolresta," kata Berry.
Sebelumnya pensiunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V bernama Saiwan ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya Jalan Bunga Inem, Pekanbaru, Riau. Korban diduga kuat tewas dibunuh karena banyak darah berceceran dan mobil hilang.
Ketua RW setempat, Ivan Syahlutfi ,yang ada di lokasi menyebut korban tinggal seorang diri di rumah tersebut. Sebelum ditemukan tewas, korban sempat pergi ke bank dengan sopirnya, Raka.
Namun sejak pergi pada 27 Mei lalu, nomor Hp korban disebut sudah tidak aktif hingga malam ini. Anak korban yang khawatir lalu datang untuk mengecek karena tidak dapat dihubungi.
"Anaknya ini ada empat. Lalu anaknya yang tinggal di Kubang datang karena sejak dari 27 Mei kemarin tak bisa dihubungi sampai sore tadi," kata Ivan saat dikonfirmasi, Rabu (30/5) lalu.
Setiba di rumah korban, sang anak masuk lewat pintu samping. Namun ia kaget ada tumpukan kain ketika mau menghidupkan lampu di ruang tamu.
"Anaknya masuk dan waktu mau hidupkan lampu kok ada seonggok kain. Panggillah tetangga dan waktu mau dihidupkan ada seonggok, karena sudah pening anaknya minta antarkan sama RT dan dihidupkan, disenter memang bapak ini. Posisi darah sudah kececeran," kata Ivan.
Ivan mengaku saat ditemukan kondisinya masih pakai baju dan sepatu lengkap. Ia juga melihat korban masih memakai jam tangan dan cincin.
Hanya saja, ada luka pada bagian pipi dan darah kececeran. Bahkan, ada bekas darah di lantai yang menunjukkan mayat sempat diseret.
"Ada luka di pipi kiri hancur darah keluar, bukan sakit, tapi karena diduga dihantam ke tembok. Diduga masih hidup diseret lah itu darah nampak karena mayat ditutup pakai selimut," katanya.
(ras/dhm)