Dua sekolah yakni SDN 064022 dan SDN 060972 yang berada di Jalan Bunga Rampe, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan terancam ditembok. Hal itu terjadi akibat sengketa lahan yang diakui sebagai milik almarhum R. Ginting.
"Iya benar, sekolahnya mau kami tembok karena ini memang tanah orang tua kami," kata menantu pertama dari almarhum R. Ginting, Ibu Sitorus, pada Rabu (5/6/2024).
Berdasarkan pantauan detikSumut pada Rabu (5/6), sudah ada terpasang lima pondasi bambu di akses masuk ke kawasan kedua sekolah tersebut. Namun, proses penembokan masih ditunda sampai hari Sabtu (8/6/2024) atas permintaan kepala sekolah.
"Hanya ini kita tunda sampai hari Sabtu, karena kepala sekolah minta tolong agar tidak mengganggu ujian yang tengah berlangsung," katanya.
Menurutnya, kasus ini berawal dari kemurahan hati R.Ginting untuk meminjamkan lahannya untuk dibangun sekolah pada tahun 11950-an silam. Saat itu, bangunan sekolah yang berdiri masih berupa tepas.
"Ketika itu orang tua kami mengatakan bukan dibeli atau ganti rugi, tapi hanya dipinjamkan. Namun, saat itu tidak ada surat," ujarnya.
Pada tahun 1996, keluarga almarhum R.Ginting telah meminta hak ganti rugi atas lahan tempat berdirinya SDN 064022 dan SDN 060972 ini. Namun, pengajuan mereka tidak digubris sampai saat ini.
"Sudah sejak tahun 1996 kami meminta ganti rugi, namun tidak digubris sampai sekarang," jelasnya.
Keadaan memanas, saat surat keterangan (SK) pertanahan hak pakai dari Pemkot Medan atas lahan tersebut terbit pada Juli 2023 lalu. Padahal, mereka mengaku tidak ada satu pun dari pihak keluarga yang memberikan tanda tangan untuk menyetujui hal tersebut.
"Kami mempertanyakan surat itu kenapa bisa terbit, padahal tidak ada dari kami (tujuh anak dari almarhum R.Ginting) yang menandatangani," kata Ester Ginting, putri bungsu dari almarhum R.Ginting.
Setelah tidak mendapatkan perhatian dari Pemkot Medan dan dinas terkait, pihak keluarga memutuskan untuk menembok akses masuk SDN 064022 dan SDN 060972 pada Rabu (5/6).
"Kami sepakat tujuh anak dari R.Ginting untuk menembok lahan sekolah karena tidak ada respon dari Pemko Medan maupun Dinas Pendidikan," kata Ester.
Di sisi lain, Dinas Pendidikan Kota Medan masih belum mengambil tindakan atas permasalahan ini. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan Kiky Zulfikar mengatakan pihaknya masih berdiskusi dengan pimpinan.
"Kami baru dapat info hari ini soal penembokan, oleh karena itu kami masih berdiskusi dengan pimpinan," kata Kiky saat dihubungi detikSumut pada Rabu (5/6/2024).
Artikel ini ditulis Berkat Prima, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.
(mjy/mjy)