Polisi Bongkar Penyelundupan Kadal Senilai Rp 12 Miliar

Polisi Bongkar Penyelundupan Kadal Senilai Rp 12 Miliar

Tim detikTravel - detikSumut
Kamis, 11 Jan 2024 04:00 WIB
Penyelundupan kadal Australia
Penyelundupan kadal Australia. (Foto: CNN).
Jakarta -

Polisi di Australia membongkar aksi jaringan penyelundup yang hendak mengekspor kadal atau reptil asli senilai lebih dari AUD 1,2 juta (Rp 12,4 miliar) ke Hongkong. Polisi menyebut ada empat orang yang menjadi pelaku penyelundupan reptil-reptil tersebut.

Dilansir detikTravel dari CNN Selasa (9/1/2024), Kepolisian New South Wales mengatakan para pelaku tersebut adalah tiga pria, berusia 54, 59 dan 31 tahun, dan seorang wanita berusia 41 tahun.

Operasi ini dimulai pada bulan September 2023, saat sembilan paket yang berisi 59 ekor kadal hidup dihentikan dalam perjalanan ke Hong Kong. Keempat tersangka anggota kelompok tersebut dijadwalkan hadir di pengadilan pada bulan Januari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Polisi akan menuduh di pengadilan bahwa kelompok kriminal tersebut menangkap kadal hidup dan reptil asli Australia untuk diekspor demi mendapatkan keuntungan ke Hong Kong," demikian pernyataan polisi.

"Hewan-hewan tersebut dipelihara dalam kondisi yang buruk dan diikat dalam kontainer kecil saat dikirim," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Polisi mengatakan bahwa pihaknya menemukan total 257 kadal dan tiga ular selama penyelidikan. Hewan-hewan tersebut ditemukan baik di dalam paket maupun di alamat yang digunakan oleh kelompok tersebut.

"Reptil-reptil tersebut dibawa ke berbagai kebun binatang dan taman margasatwa untuk diperiksa oleh dokter hewan sebelum dilepaskan kembali ke alam liar," tambah pernyataan itu.

Polisi memperkirakan kadal-kadal tersebut bernilai sekitar 5.000 dolar Australia per ekor, dengan total sekitar AUD 1,3 juta.

Polisi tidak menjelaskan mengapa reptil-reptil tersebut diduga diselundupkan. Namun Hong Kong telah lama dianggap sebagai pusat perdagangan satwa liar ilegal karena kesibukan pelabuhannya dan statusnya sebagai pintu gerbang ke daratan China.

World Wildlife Fund (WWF) Hong Kong juga mengatakan bahwa hewan peliharaan eksotis menjadi semakin populer di wilayah semi-otonom China.

"Spesies kura-kura hingga yang langka, ular, kadal, burung beo, sugar glider, landak, kalajengking, dan banyak lagi, diperdagangkan sebagai hewan peliharaan," demikian pernyataan lembaga amal ini di situs webnya.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads