Kejadian nahas menimpa dua pedagang di Kota Gunung Sitoli dan Kabupaten Nias. Sebab, keduanya menjadi korban peredaran uang palsu oleh orang yang tidak dikenalnya.
Seperti apa kejadiannya. Berikut detikSumut hadirkan rangkumannya.
6 Fakta Pedagang Tertipu Uang Palsu
1. Viral di Medsos
Kasus tersebut awalnya viral di media sosial. Video peredaran uang palsu itu diunggah oleh sebuah akun di Facebook dengan siaran langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video itu menunjukkan seorang ibu-ibu yang menangis sambil menunjukkan sejumlah uang pecahan Rp 100 ribu yang diduga palsu kepada perekam. Ada sekitar tujuh lembar uang pecahan Rp 100 ribu yang diduga palsu itu.
Ibu itu tampak sedang berjualan. Ada petai, durian, salak dan beberapa buah lainnya tertata di atas meja jualannya.
"Ibu ini baru tertipu siang ini, Rp 700 ribu, dagangannya hanya jual pete, durian. Kebetulan kami makan durian di sini, ibu ini nangis-nangis, ibu ini curhat katanya 'saya tertipu Rp 700 ribu', orangnya beli durian, terus dia minta tukar uang, ini yang palsunya Rp 700 ribu, seperti fotokopi. Jadi, hati-hati ya buat teman-teman yang di Gunung Sitoli, sudah banyak beredar uang palsu," kata perekam video.
2. Polisi Turun Tangan
Kapolres Nias AKBP Luthfi mengaku pihaknya sudah mendapat informasi video viral itu. Namun, sejauh ini belum ada laporan resmi soal kejadian itu.
"Hingga saat ini, kami di porles belum ada (terima) laporan secara resmi dari mereka," kata Luthfi, saat dikonfirmasi detikSumut, Rabu (29/11/2023).
Luthfi mengaku pihaknya langsung turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.
"Kami mencoba mendalami. Ini kami masih mencoba turun ke lapangan. Perkembangan seperti apa nanti kami sampaikan," sebutnya.
3. Korbannya 2 Orang
Luthfi mengatakan dari hasil penyelidikan mereka, ada dua warga yang menjadi korban peredaran uang palsu ini. Salah satu korbannya adalah wanita yang berada di video viral itu, warga Desa Tetehosi Ombolata, Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
Sementara, korban keduanya berada di Desa Fadoro Lauru, Kecamatan Hiliduho, Kabupaten Nias. Pihaknya memerkirakan penyebar uang palsu di dua lokasi ini merupakan pelaku yang sama.
"Kejadiannya di Gunung Sitoli dan Kabupaten Nias. Ini anggota masih mendalami, karena ada kendala-kendala yang kami hadapi, korban ini tidak kenal, hanya mengenal ciri-ciri dan kendaraan yang digunakan (pelaku). Kedua korban ini ternyata sama kendaraan yang digunakan," kata Luthfi, Jumat (1/12).
4. Kronologi Kejadian
Luthfi menjelaskan kedua peristiwa itu terjadi pada Selasa (28/11). Awalnya, pelaku melancarkan aksinya di Desa Fadoro Lauru sekitar pukul 09.30 WIB.
Saat itu, pelaku mendatangi warung korban untuk membeli rokok seharga Rp 10 ribu. Pelaku pun membayar rokok tersebut dengan uang pecahan Rp 100 ribu palsu.
"Terduga pelaku membayar rokok tersebut dengan selembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu dan korban mengembalikan uang terduga pelaku sebesar Rp 90 ribu," ujarnya.
Setelah itu, pelaku menukarkan tiga lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu ke korban. Pelaku beralasan uang itu untuk kebutuhan di kantor kecamatan.
Korban yang tak curiga pun menukar uang tersebut dengan uang pecahan Rp 50 ribu sebanyak enam lembar. Setelah itu, pelaku meninggalkan warung korban.
Kemudian, sekitar pukul 11.00 WIB pelaku kembali melancarkan aksinya di warung warga di Desa Tetehosi Ombolata. Pelaku membeli sebuah durian dan memakannya di lokasi.
"Kemudian, terduga pelaku membayar durian tersebut seharga Rp 15 ribu dengan selembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu. Setelah itu, pelaku menukarkan enam lembar uang pecahan Rp 100 ribu dengan uang pecahan Rp 50 ribu milik korban. Setelah itu terduga pelaku meninggalkan tempat jualan korban," sebutnya.
5. Pelaku Diburu
AKBP Luthfi mengaku pihaknya saat ini masih mengidentifikasi pengedar uang palsu itu. "Masih (dicari)," ujarnya.
Dia mengatakan petugas cukup mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi pelaku. Sebab, kedua korban tidak mengenali pelaku, hanya mengenali ciri-ciri dan sepeda motor yang digunakan pelaku saat beraksi.
Selain itu, CCTV di lokasi kejadian juga tidak ada. Namun, Luthfi mengatakan pihaknya masih terus berupaya untuk memburu pelaku.
"Kami masih berupaya, mencari petunjuk, memperdalam lagi, dari mana kira-kira dapat CCTV, ada enggak kendaraan seperti yang diidentifikasi," jelasnya.
6. Warga Diminta Waspada
Luthfi turut mengimbau kepada warga untuk tetap berhati-hati jika melakukan transaksi kepada orang yang tidak dikenal.
"Kami juga mengimbau ke sana, menyampaikan ke warga apabila mau transaksi dengan orang tidak kenal, hati-hati, waspadai walaupun nominalnya tidak banyak, patut dicurigai," ujarnya.
(astj/astj)