6 Fakta 3 Siswi di Langkat Bully Teman Berujung Dikeluarkan dari Sekolah

6 Fakta 3 Siswi di Langkat Bully Teman Berujung Dikeluarkan dari Sekolah

Finta Rahyuni - detikSumut
Sabtu, 21 Okt 2023 09:05 WIB
Ilustrasi bullying
Foto: Thinkstock
Langkat -

Tiga siswi di SMAN 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) viral melakukan aksi perundungan kepada temannya. Aksi itu membuat ketiganya dikeluarkan dari sekolah.

Berikut enam fakta terkait kasus perundungan tersebut:

1. Viral di Media Sosial

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi perundungan itu viral di media sosial. Dilihat detikSumut, peristiwa itu terjadi di dalam kelas. Korban saat itu, tampak sedang duduk di kursinya, sementara para pelaku mengelilingi korban.

Mereka terlihat mengenakan seragam pramuka. Aksi para siswi itu direkam oleh salah seorang yang berada di depan korban.

ADVERTISEMENT

Para pelaku tampak berkali-kali menarik jilbab korban hingga bagian rambutnya terlihat. Mereka melakukannya sambil mengejek korban.

Tak hanya itu, beberapa kali para pelaku memegangi tubuh korban. Bahkan, mereka juga sempat memegangi bagian payudara korban.

Saat korban tengah memperbaiki jilbabnya, seorang pelaku malah kembali menarik jilbab korban. Aksi itu terjadi berkali-kali.

Korban tampak tidak merespons perlakuan para pelaku. Dia hanya diam sambil terus berupaya memperbaiki hijabnya.

2. Klarifikasi Disdik

Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sumut M Basir Hasibuan merespons soal video viral itu. Dia mengatakan peristiwa itu memang terjadi di SMAN 1 Stabat. Aksi itu kata Basir terjadi pada Jumat (13/10/2023).

"Itu kejadiannya hari Jumat. Benar (di SMAN 1 Stabat)," kata Basir saat dikonfirmasi detikSumut, Minggu (15/10).

Basir menyebut korban kini telah berusia 22 tahun. Namun, saat ini, korban masih duduk di bangku kelas 3 SMA.

Menurut Basir, korban memang kerap menjadi korban perundungan teman-temannya. Meski begitu, Basir mengaku perundungan itu tidak bisa ditoleransi.

"Usianya sudah 22 tahun. Mereka bercanda terlalu berlebihan," ujarnya.

3. Pelaku dan Orang Tua Minta Maaf

Basir mengatakan pihak sekolah langsung mengambil langkah usai kasus itu viral. Ketiga anak yang melakukan perundungan itu juga telah dipanggil dan membuat pernyataan permohonan maaf.

Bahkan, kata Basir, orang tua dari ketiga pelaku juga telah mendatangi rumah korban untuk meminta maaf.

"Hari Sabtu, begitu dapat informasi sekolah langsung memanggil anak yang bersangkutan. Jadi, sudah minta maaf siswa yang tiga itu, itu langkah pertama. Langkah kedua, tadi malam sudah datang orang tua yang tiga itu ke rumah orang tua yang di-bully. Orangtuanya juga sudah minta maaf," ujarnya.

4. Keluarga Korban dan Pelaku Berdamai

Dinas Pendidikan Sumut pun mempertemukan orang tua korban dan orang tua pelaku. Kedua belah pihak bersepakat damai atas kasus tersebut.

"Iya (dilakukan pertemuan) di sekolah, udah jumpa kedua belah pihak, sudah disepakati untuk melakukan sepakat lah perdamaian," kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumut Wilayah 2, Syaiful Bahri kepada detikSumut, Senin (16/10).

5. Lima Poin Kesepakatan Hasil Mediasi

Basir mengungkapkan ada lima poin kesepakatan yang diambil dalam pertemuan itu. Lima poin itu, yakni pertama, orang tua pelaku meminta maaf kepada orang tua korban atas kejadian itu. Kedua, jika diperlukan pendampingan psikolog, pihak pelaku bersedia menghadirkan sampai membiayai psikolog itu ke rumah si korban.

Lalu, ketiga, kedua belah pihak sepakat anak mereka tetap bersekolah dan menjalankan proses belajar mengajar. Keempat, pihak sekolah memfasilitasi atau memonitoring perkembangan dari apa yang sudah diputuskan dan kelima, pelaku diberikan peringatan, kalau mengulangi harus siap dengan sanksi

6. 3 Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah

Pihak sekolah kembali menggelar pertemuan untuk membahas sanksi kepada tiga siswi yang melakukan perundungan itu. Hasilnya, ketiganya dikeluarkan dari sekolah.

"Iya kita keluarkan (dari sekolah tiga pelaku bully)," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Stabat Nano Prihatin kepada detikSumut, Jumat (20/10).

Nano mengatakan ketiga pelaku yang duduk di kelas 12 itu pun sedang mencari sekolah untuk pindah. Pihak sekolah membantu mencarikan sekolah bagi ketiga pelaku.

"Orang itu pindah, kita mau carikan lah sekolahnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Nano menuturkan saat ini korban sedang pemulihan. Korban sendiri merupakan teman sekelas ketiga pelaku.




(afb/afb)


Hide Ads