Penyebab tewasnya Mahira Dinabila (19), Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), masih belum menemukan titik terang. Padahal sudah tiga bulan kasus itu ditangani polisi.
Ditreskrimun Polda Sumut Kombes Sumaryono mengatakan kasus itu masih ditahap penyelidikan. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan ahli racun.
"Ya tinggal menunggu Prof (Made Agus) Gelgel itu, ahli racun. Draf sudah dikirim. Tinggal nunggu dari beliau," kata Sumaryono saat diwawancarai di Polda Sumut, Senin (21/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Prof Gelgel bukan kali ini saja bekerja sama dengan Polda Sumut. Ahli toksikologi forensik ini turut berperan mengungkap penyebab kematian Bripka Arfan Saragih, personel Polres Samosir.
Selain itu, Prof Gelgel juga pernah menjadi saksi ahli kasus pembunuhan Munir serta kasus kopi sianida yang membuat Mirna Salihin tewas.
Selaras dengan hal itu, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi menjelaskan saat ini penyidik masih berupaya untuk menyimpulkan hasil penyelidikan yang sudah dilakukan.
"Penyidik tentu harus cermat, hati-hati untuk menyimpulkan proses penyelidikan yang selama ini sudah berjalan. Baik dari Polrestabes Medan, Ditreskrimum, serta laboratorium forensik," jelasnya.
"Jadi kita tunggu hasil secara komprehensifnya, dari proses penyelidikan yang sudah dilakukan," tambahnya.
Sebelumnya, Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda mengatakan pihaknya telah mengecek handphone milik Mahira untuk mendapatkan sejumlah petunjuk.
Diketahui, Mahira sempat memesan racun potas melalui salah satu aplikasi jasa pengiriman online.
"Keterangan petunjuk sudah dilakukan. Bahwa pemesanan lewat salah satu aplikator yang sudah kita periksa di sana, bahwa benar-benar memang almarhumah ini memesan," kata Valentino, Rabu (14/6).
"Lalu pengirimannya di Bogor juga sudah kita cek betul-betul mengirim ke almarhumah. Yang dipesan racun potas," tambahnya.
Namun, Valentino tidak merinci kapan pemesanan itu dilakukan. Dia menjelaskan didapati pula jejak digital bahwa Mahira sempat membrowsing cara bunuh diri melalui handphonenya. Sehingga, pihaknya masih menduga Mahira bunuh diri.
"Alat untuk membantu (racun) itu, ada teh manis. Jadi dicampur ke teh manis, lalu diminumnya. Kira-kira begitu," sebutnya.
Diketahui, Mahira ditemukan tewas di dalam rumahnya, Komplek Rivera, Kota Medan pada Kamis (4/5). Mahira tergeletak di dapur rumahnya. Kondisi rumahnya saat itu terkunci dan lampunya padam.
Ayah kandung Mahira bernama Pariono mengungkapkan ada beberapa hal janggal saat anaknya ditemukan tewas. Misalnya, soal geliat ayah tiri Mahira berinisal M yang tampak pucat dan tergesa-gesa meminta agar Mahira dimakamkan.
Kemudian, terkait surat wasiat yang tulisan dan bahasanya berbeda dengan tulisan dan bahasa yang digunakan Mahira. Selain itu, terkait dugaan awal Mahira bunuh diri karena meminum racun serangga hingga pernyataan-pernyataan M yang menurutnya mencurigakan.
Informasi ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
(nkm/nkm)