Kepala Sekolah SDN 13 Medan, Ana Novita, mengakui siswa SD berinisial B (8) yang diduga korban pemukulan dan perundungan di Medan merupakan muridnya. Namun, kakak kelas yang disebut sebagai pelaku bukan murid di sekolah itu.
"Pelaku bukan siswa SD 13. Hanya korban (B) yang merupakan siswa saya. Saya sudah mengecek nama-nama pelaku bersama para guru dan itu bukan siswa SD 13. Saya pastikan pelaku bukan siswa saya," kata Ana kepada detikSumut, Jumat (30/6/2023).
Ia menyampaikan pihaknya selalu mengawasi perilaku siswa di sekolah dan belum pernah terjadi perundungan. Ana mengungkapkan senantiasa pihaknya mengajarkan para siswa agar saling menyayangi satu sama lain.
"Di sekolah, B tidak pernah mengalami perundungan dan pemukulan. Dia tidak pernah berantem dengan kawannya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, B di-bully dan dipukuli kakak kelasnya selepas pulang sekolah pada Kamis (22/6). Setelah itu, B mengaku badannya sakit-sakit kepada ibunya, Yusraini (37). Terutama, di bagian kepala.
Lantas, ibunya sempat membawa B ke tukang urut untuk diobati secara tradisional. Rupanya, B tetap mengeluh kesakitan. Selain itu, B juga sering mengigau dipukuli orang.
Sampai akhirnya pada Selasa (27/6), B dibawa ke RSUP Pirngadi. Dalam hitungan beberapa jam, B pun meninggal dunia dan dimakamkan di Jalan Brigjen Katamso. Sampai saat ini, Polrestabes Medan masih menyelidiki kasus tersebut.
(dpw/dpw)