Aksi bejat dilakukan dua pria di Kabupaten Toba, Sumut. Mereka memperkosa dan mencabuli bocah perempuan yang masih berusia 8 tahun.
Mirisnya, korban merupakan darah daging mereka sendiri. Dua pria bejat itu diketahui merupakan ayah dan kakek korban.
"Jadi, (pelakunya) orang tua kandung SM dan kakeknya DM," kata Kasi Humas Polres Toba AKP Bungaran Samosir saat dikonfirmasi detikSumut, Selasa (20/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi bejat itu diketahui dilakukan para pelaku di rumah mereka. Bahkan, ayah kandung korban memperkosa bocah malang itu berulang kali sejak Oktober 2022 silam.
"Pelaku tega mencabuli putri kandungnya sendiri hingga berulang kali sejak Oktober 2022, dengan dalih agar korban cepat besar. Korban pun diminta melakukan tindakan tak senonoh lalu berlanjut disetubuhi pelaku," kata Bungaran.
Sementara pelaku DM mengaku hanya mencabuli cucunya, tidak sampai menyetubuhi atau memperkosa. Aksi bejat itu juga dilakukannya di rumah tersebut. DM mencabuli cucunya dengan modus meminta korban untuk memijatnya.
"Dengan alasan perut sakit, pelaku DM meminta korban untuk mengusuk perutnya. Setelah itu, pelaku tega melakukan tindakan pencabulan terhadap korban," ujarnya.
Menurut keterangan para pelaku, mereka hanya tinggal dengan korban dan nenek korban di rumah tersebut. SM diketahui telah bercerai dengan istrinya sejak lima tahun lalu.
Sementara, nenek korban saat kejadian diketahui tengah tidak berada di rumah. Apalagi saat ini, nenek korban tengah pergi mengunjungi kerabatnya di Torganda sejak tiga bulan lalu. Pada saat itulah, para pelaku melakukan aksi bejatnya kepada korban.
"Keadaan rumah yang sepi dimanfaatkan pelaku untuk melakukan tindakan pencabulan dan persetubuhan terhadap putri kandungnya tersebut," jelasnya.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 81 dan Pasal 82 Undang-undang Nomor 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Sementara terhadap korban saat ini telah ditempatkan di rumah aman yang disediakan oleh Pemkab Toba.
"Korban kini sudah kita tempatkan di rumah aman yang disiapkan oleh pihak Pemkab. Kita juga tetap berkoordinasi dengan dokter untuk memantau kesehatan dan psikologis si anak," pungkasnya.
(dpw/dpw)