Kematian 2 pasutri asal Lampung oleh dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, Slamet Tohari alias Mbah Slamet meninggalkan duka bagi keluarga. Polisi pun kini mencari Sukijo, perantara yang mengenalkan Mbah Slamet pada 2 pasutri tersebut.
Sukijo alias Kijo, warga Seputih Mataram, Lampung Tengah ini lah yang mengenalkan Mbah Slamet pada 2 pasutri malang tersebut, Irsad-Wahyu Triningsih dan Suheri-Riani, dan memberitahu korban bahwa Mbah Slamet bisa menggandakan uang sekaligus mengajak keduanya ke padepokan.
Mendengar bujuk rayu Sukijo, keduanya pun berangkat ke Padepokan Mbah Slamet dengan niat menggandakan uang. Kijo kini diburu karena dinilai menjadi saksi kunci untuk menguak kematian korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terus mengumpulkan bukti-bukti dan mencari keberadaan Kijo untuk membantu proses penyelidikan yang dikatakan Polres Banjarnegara," kata Kasatreskrim Polres Pesawaran, AKP Supriyanto Husin ditemui usai pemakaman pasutri korban Mbah Slamet, Sabtu (8/4/2023).
Pencarian Kijo dilakukan untuk mengetahui barang-barang yang dibawa korban ketika menemui pelaku.
"Penyelidikan yang kami lakukan untuk mengetahui terkait keberangkatan korban ini dan siapa yang mengajaknya serta barang apa saja yang dibawa pada saat menemui pelaku ini," terang dia.
Polres Pesawaran pun telah meminta keterangan dari beberapa pihak keluarga soal Sukijo. Mbah Slamet sendiri saat ini telah ditahan di Polres Banjarnegara. Berdasarkan pengakuannya, total ada 12 korban yang dibunuh di mana 4 diantaranya berasal dari Lampung.
Sebelumnya, Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo menjelaskan, korban Irsad dan Suheri diperkenalkan dengan Mbah Slamet oleh Kijo.
"Dari hasil keterangan dua pihak keluarga korban ini, mereka dikenalkan dengan Mbah Slamet dari Kijo, warga Lampung Tengah di pertengahan tahun 2021. Kemudian mereka diajak ke Padepokan Mbah Slamet di Tulungagung, Jawa Tengah," kata dia, Kamis (6/4/2023).
Kemudian, pada Agustus 2021, Irsad dan Suheri berangkat kembali ke tempat Mbah Slamet dengan membawa istri masing-masing yakni Wahyu Triningsih dan Riani.
"Agustus 2021, mereka (para korban) berangkat kembali ke Padepokan Mbah Slamet dengan membawa masing-masing istrinya untuk melakukan penggandaan uang," terangnya.
Pihak keluarga pun terakhir kali berkomunikasi pada kedua korban pada September 2021. Saat itu korban menghubungi keluarga masing-masing dan mengatakan akan segera pulang ke Lampung.
"Dari keterangan pihak keluarga juga, para korban ini sempat menghubungi di bulan September 2021 bahwa mereka akan pulang ke Lampung. Suheri dan Riani menghubungi keluarga di tanggal 8 September 2021 sementara Irsad dan Wahyu Triningsih menghubungi keluarga ditanggal 12 September 2021," ujar Kapolres.
(nkm/nkm)