Polisi mengungkapkan dukung pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet menipu para korbannya termasuk 2 pasutri asal Lampung dengan mengklaim ritual penggandaan uang berhasil namun uang tersebut dirampok.
Hal tersebut dikatakan Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Jumat (7/4/2023).
"Dalam kronologi peristiwa sebelum 4 korban yakni Irsad dan Wahyu Triningsih serta Suheri dan Riani dibunuh. Mereka diketahui 3 kali pulang pergi ke Padepokan pelaku ini. Pelaku ini mengklaim bahwa ritualnya berhasil, namun uang tersebut dirampok. Kabar itu disampaikan oleh korban Suheri kepada korban Irsad, itu terjadi di bulan April 2021," katanya kepada detiksumut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kabar tersebut, lanjut dia, di bulan Juli 2021 para korban berangkat kembali ke Padepokan pelaku.
"Sesampainya di sana, pelaku kembali berdalih ada yang salah dalam ritual penggandaan uang. Maka harus kembali diulang dan harus menunggu waktu 40 hari setelah ritual pertama gagal," jelas Pandra.
Kemudian, di bulan September 2021, para korban ini kembali dihubungi oleh pelaku untuk kembali datang ke padepokan. Korban Irsad bersama istrinya kemudian berangkat pada tanggal 9 September 2021.
"Di bulan September 2021, para korban berangkat kembali ke padepokan setelah mereka dihubungi oleh pelaku. Dari keberangkatan itu, pihak keluarga sudah kehilangan kontak hingga mendapatkan kabar bahwa kedua dibunuh," terangnya.
Saat ini, Polda Lampung masih menunggu hasil tes DNA yang dilakukan oleh tim DVI Biddokes Polda Jawa Tengah. Jika memang hasil DNA cocok maka para jenazah korban akan dipulangkan ke Lampung.
(nkm/nkm)