Bacaan Doa Berbuka Puasa, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Bacaan Doa Berbuka Puasa, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Fria Sumitro - detikSumut
Selasa, 28 Mar 2023 10:04 WIB
Muslim boy learning how to make Dua to Allah
Ilustrasi. (Foto: iStock)
Medan -

Waktu berbuka merupakan saat yang paling dinantikan oleh setiap orang yang berpuasa. Pada waktu ini, akhirnya kita dapat melepas dahaga dan mengisi perut yang sudah keroncongan.

Ketika berbuka puasa, ada adab tertentu yang perlu dilakukan. Salah satu yang penting adalah membacakan doa berbuka puasa. Apakah detikers sudah tahu bacaan doa berbuka puasa yang benar?

Kalau belum tahu, berikut detikSumut hadirkan penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang dikutip dari video "Tentang Doa Berbuka Puasa (Part 1)" dalam kanal YouTube resminya. Langsung simak, yuk!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doa Berbuka Puasa

Dalam video tersebut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, Rasulullah SAW biasanya mengamalkan sebuah doa saat berbuka yang dapat ditemukan dalam hadis riwayat Tirmidzi. Dari Ibnu Umar RA, bunyi doa berbuka puasa tersebut adalah sebagai berikut:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

ADVERTISEMENT

Dzahaba-zh zama'u, wabtalati-l 'uruuqu wa tsabata-l ajru, Insyaa Allah

Artinya: "Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah." (HR. Tirmidzi no. 2357, hasan oleh Al-Albani)

Dalam pengamalan doa tersebut, para ulama terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama berpendapat, doa tersebut dibacakan setelah membatalkan puasa. Sementara itu, golongan lain mengatakan hal sebaliknya, yakni membaca doa tersebut sebelum berbuka.

Adapun pendapat golongan pertama datang dari pandangan mereka yang melihat doa tersebut secara zahir. Dalam doa itu, disebutkan bahwa "Telah hilang dahaga". Karena itu, golongan pertama mengatakan doa berbuka dibacakan setelah membatalkan puasa.

Untuk golongan kedua sendiri, mereka memandang bahwa maksud dari doa dzahabazh zama'u dapat dilihat dalam konteks future tense atau yang akan datang. Itulah mengapa mereka berpendapat, doa berbuka dibacakan sebelum puasa batal.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan, hal ini bukanlah sesuatu yang perlu dipusingkan. Kita bisa mengamalkan doa tadi, baik sebelum maupun sesudah berbuka.

"Dua (perbedaan pendapat) ini sesungguhnya tidak perlu dipertentangkan. Mau dibaca sebelum (atau) mau dibaca setelah, itu tidak ada masalah. Yang penting gunakan sunah ini untuk berdoa," terang Ustaz Adi Hidayat, seperti yang dikutip detikSumut, Selasa (28/3/2023).

Memperbanyak Doa di Waktu Berbuka

Mengapa kita yang berpuasa dianjurkan untuk banyak memanjatkan doa ketika berbuka? Ini karena doa orang yang berbuka termasuk salah satu yang mustajab alias mudah dikabulkan, detikers.

"Ada tiga doa yang tidak tertolak: doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzalimi." (HR. Tirmidzi no. 3598, sahih menurut Al-Albani)

Adapun doa dzahabazh zama'u tadi, kata Ustaz Adi Hidayat, ternyata baru doa pembuka saja. Dalam hal ini, detikers dapat memanjatkan doa lainnya sesuai kebutuhan kepada Allah SWT, baik terkait urusan dunia maupun akhirat.

Salah satu doa yang dapat diamalkan adalah sebagai berikut:

اللَّهُـمّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahumma laka sumtu wa'ala rizqika afthortu

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu-lah aku berpuasa dan atas rezekimu aku berbuka."

Hadis di atas sendiri berasal dari Muadz bin Zuhrah. Ulama menilai riwayat tersebut sebagai daif atau lemah dari segi sanad.

Kendati demikian, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan dalam "Tentang Do'a Berbuka Puasa (Part 2)", sekalipun sebuah doa berasal dari hadis yang lemah, tidak serta-merta kita langsung meninggalkannya.

Apabila kandungan hadis tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam, para ulama hadis mengatakan bahwa keutamaan hadis tersebut masih bisa kita amalkan. Namun, ulama mengingatkan, supaya lebih aman, kita amalkan saja doa tersebut tanpa menyandarkannya dengan hadis Nabi.

"Jadi sekalipun hadisnya dinilai daif, tapi kalau isinya tidak bertentangan dengan nilai akidah, halal-haram, dan dianggap sebagai keutamaan-keutamaan amal saja-yang jangankan pakai bahasa Arab, pakai bahasa Indonesia pun-itu tidak masalah," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Sunah Berbuka Puasa Lainnya

Di samping memperbanyak doa, masih ada sunah berbuka puasa lainnya yang dapat kita amalkan, antara lain sebagai berikut:

1. Menyegerakan Berbuka

"Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Ibnu Majah, sahih menurut Al-Albani).

2. Membaca Basmalah Sebelum Makan dan Minum

"Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta'ala (dengan membaca basmalah). Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta'ala di awal, hendaklah ia mengucapkan, 'Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).'" (HR. Abu Daud no. 3767, sahih)

3. Berbuka dengan Kurma (Basah atau Kering) dan Air Putih

"Biasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab (kurma segar) sebelum shalat. Jika beliau tidak punya ruthab, maka dengan tamr (kurma kering), jika beliau tidak punya tamr, maka dengan beberapa teguk air. " (HR. Abu Daud no. 2356, sahih menurut Al Albani)

4. Mengucapkan Hamdalah Setelah Makan dan Minum

Selain membaca hamdalah, detikers juga dapat mengamalkan doa setelah makan berikut:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِى هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ

Alhamdulillaahilladzii ath'amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan merezekikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku."

Nah, detikers sudah baca informasi mengenai bacaan doa berbuka puasa berdasarkan penjelasan Ustaz Adi Hidayat. Supaya makin banyak orang yang tahu, pastikan untuk membagikan artikel ini ke teman dan keluarga, ya!




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads