Seorang pria bernama Bimas Riadi warga Lubuk Nagodang, Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci, Jambi ditangkap polisi. Bimas ditangkap lantaran usai menipu warga dan mengaku sebagai anggota TNI.
"Iya jadi pelaku ini sudah diamankan di Polres Kerinci ya, dia itu ditangkap karena sudah menipu warga dengan mengaku sebagai intel TNI yang ternyata gadungan," kata Pasi Intel Kodim 0417 Kerinci Jambi, Lettu Inf Yelpanedi kepada detikSumut, Jumat (3/3/2023).
Pelaku sendiri ditangkap pada Kamis (2/3). Saat itu pelaku ditangkap setelah adanya warga yang mengaku ditipu oleh pelaku lantaran telah membawa kabur uang belasan juta miliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pelaku ini memang hobinya menipu-nipu orang gitu ya, dia itu warga sipil tetapi mengaku sebagai intel TNI lah biar dapat meyakini korbannya," ujar Yelpanedi.
Usai ditangkap dan diperiksa, diketahui pelaku merupakan TNI gadungan dengan pangkat Peltu. Pelaku juga memiliki KTA berpangkat Serka.
"Iya waktu diamankan, lalu bajunya kita lihat pangkatnya Peltu pas diperiksa KTA nya itu di situ pangkatnya Serka. Ya namanya KTA palsu lah ya. Karena pelaku itu katanya memang itulah kerjaannya nipuin orang, kalau kerjaan lain nggak ada," sebut Yelpanedi.
Yelpanedi menjelaskan pelaku menipu korbannya dengan modus bisa masukan warga menjadi PNS dan anggota TNI.
"Jadi caranya dia itu setelah kita ketahui menipu orang dengan modus bisa masukan warga jadi ASN ya lalu bisa masuk TNI juga, itu cara dia nipu warga," ungkapnya.
Ada dua orang yang sudah menjadi korban, keduanya merupakan warga Kota Sungai Penuh. Korban tertipu dengan bujuk rayu pelaku yang mengaku bisa memasukkan orang menjadi anggota TNI.
"Kalau korban yang melapor itu sudah dua orang ya, dan uang yang katanya sudah diterima sebesar Rp 16 juta lalu ada yang lain juga pokoknya intinya kerugian Rp 34 juta lah ya. Dan korban itu tertipu katanya pelaku bisa masukan orang jadi anggota TNI," ujar Yelpanedi.
Yelpanedi juga menyebutkan tindakan pelaku ini sudah diakui dilakukan sejak satu tahun lalu pada 2022 silam. Dia kerap menawarkan kepada warga bisa masukan orang sebagai ASN dan TNI buat dapatkan uang.
"Kalau yang korban untuk masuk ASN kita belum tahu ya, karena laporan itu di Polres Kerinci. Kita hanya mendapatkan laporan jika katanya ada anggota TNI menipu warga setelah dicek TNI gadungan ngaku sebagai Intel," sebutnya.
Yelpanedi juga memastikan bahwa pelaku warga sipil yang tidak memiliki pekerja. Dia nekat nipu dengan sebagai anggota TNI untuk memenuhi kebutuhannya.
"Kalau kerjaannya itu tidak ada ya gitu nipu orang bisa masuk PNS lah TNI lah. Kalau buat masuk TNI, pelaku ini sering mematokkan harga senilai Rp 35 juta lalu ada Rp 75 juta, uang itu jika berhasil dibawa kaburnya. Tetapi yang baru jadi korban dan sudah mentransfer uang baru dua korban kalau tidak salah hingga lapor ke polisi," terang Yelpanedi.
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya pelaku sudah ditahan di Polres Kerinci sejak ditangkap.
(astj/astj)