Jumlah ibu rumah tangga (IRT) korban penipuan jual beli sembako murah di Banda Aceh bertambah menjadi 60 orang. Para korban membeli sembako karena tergiur dengan promosi dari mulut ke mulut.
"Korban terus berdatangan ke Mapolresta Banda Aceh untuk membuat pengaduan, hingga kemarin telah mencapai lebih dari 60 orang yang melapor. Sebelumnya hanya 53 orang. Jumlah kerugiannya juga berbeda-beda," kata Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh Kompol Fadhillah Aditya Pratama, Kamis (2/3/2023).
Fadhil menjelaskan, kasus itu sudah termasuk dalam tindak pidana penipuan karena korban membeli sembako yang ditawarkan pelaku NB dengan harga murah. Namun usai uang ditransfer, sembako tidak dikirim ke korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para emak-emak membeli beberapa produk seperti minyak goreng, beras, gula pasir dan sirup. Korban memilih membeli pada pelaku karena harga yang ditawarkan murah sehingga cocok untuk dijual kembali.
"Bisnis ini dilakukan dengan cara mempromosi secara offline atau dari mulut ke mulut, kemudian para korban tertarik karena harga sembako tersebut relatif murah dibandingkan dengan toko grosir lainnya," jelas Fadhil.
Polisi masih menyelidiki kasus itu dan mengumpulkan barang bukti serta keterangan saksi. Fadhil mengimbau para korban penipuan tersebut untuk membuat laporan ke posko yang dibuka di Polresta Banda Aceh.
"Para korban merupakan kaum ibu-ibu yang diduga tertipu membeli sembako murah yang menyebabkan kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar lebih," ujarnya.
(agse/dpw)