Badan Kehormatan (BK) dan Fraksi PDI Perjuangan DPRD Musi Banyuasin telah memeriksa DHL, anggota dewan yang diduga pemeran video mesum yang viral di media sosial. Dari pemeriksaan itu BK dan Fraksi mengklaim belum dapat menindaklanjuti kasus tersebut.
Hal itu dikatakan Ketua BK DPRD Muba A Yudi Trikarya ketika dikonfirmasi detikSumut, Rabu (15/2/2023). Yudi mengaku, dalam pemeriksaan BK, DHL membantah video tersebut adalah dirinya, ia juga mengaku telah melapor ke Polda Sumsel. Karena itu pihaknya tidak bisa menindaklanjuti kasus tersebut.
"Kalau menurut yang bersangkutan, itu video diedit. Jadi permasalahan itu sudah dilaporkan oleh korban ke Polda Sumsel," kata Yudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yudi, dalam hal ini BK sendiri tak bisa bertindak lebih jauh jika yang bersangkutan tidak dilaporkan secara tertulis oleh Fraksinya, dalam hal ini Fraksi PDI Perjuangan.
"Sudah kami rapat anggota BK DPRD Muba, sesuai dengan pasal 7, BK tidak bisa untuk bertindak sebelum ada laporan tertulis," katanya.
Dan juga, DHL sendiri saat diperiksa menyebut terkait video itu sudah dilaporkannya ke Polda Sumsel. "Menurutnya kasus itu sudah diserahkan ke Polda Sumsel," terangnya.
Hal senada juga disampaikan, Ketua Fraksi PDIP Muba Yamin, yang mengatakan dari hasil pemeriksaan, DHL membantah wanita dalam video itu bukanlah dirinya. DHL juga mengaku sudah resmi melaporkan video tersebut ke Polda Sumsel. Sayangnya, Yamin sendiri tak menjelaskan secara rinci terkait laporan tersebut.
"Dia menyatakan bahwa terkait video tersebut bukan dirinya. Dan dia sudah melaporkan itu ke Polda Sumsel, surat kepolisiannya sudah ada ditunjukkannya ke kami, itu dalam bentuk laporan polisi resmi, bukan sebatas konseling," kata Yamin.
Terpisah, Wadirreskrimsus Polda Sumsel Kombes Putu Yudha Prawira mengaku pihaknya hingga kini hanya menerima laporan sebatas konseling, tidak dalam bentuk laporan resmi. "Iya hanya dalam bentuk konseling saja," kata Putu, terpisah.
Hal itu pun dipertegas Kasubdit Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP Fitriyanti yang menerima konseling dari DHL. Fitri memastikan hingga hari ini, Rabu (15/2), pihaknya tidak menerima laporan secara resmi terkait video tersebut, melainkan hanya dalam bentuk konseling saja dari DHL sendiri.
"Untuk sementara, kita baru menerima koordinasi/konseling," kata Fitriyanti.
Atas perbedaan informasi tersebut, masyarakat pun mempertanyakan keterbukaan informasi baik dari DPRD Muba maupun dari DHL terkait video viral tersebut. Sebelumnya, Ketua DPRD Muba Sugondo dan Ketua PDI Perjuangan Sumsel Giri Ramanda Kimas juga memilih bungkam menanggapi video viral itu.
"Pertanyaan besarnya, kenapa tidak ada klarifikasi dari dia (DHL) sendiri maupun dari DPRD, kenapa? Kenapa mereka tutup rapat-rapat persoalan video syur yang menyebar ke publik itu," kata Bagindo Togar, Warga Sumsel sekaligus pengamat politik, kepada detikSumut.
Oleh karena itu, Togar menduga hal ini sepertinya memang sengaja ditutup-tutupi, agar isu tersebut tidak berkembang. Menurutnya, jika DHL merasa hal tersebut sudah merusak nama baiknya, seharusnya DHL segera memberikan klarifikasi ke publik.
"Ya seharusnya dibuka dong kalau memang isu yang berkembang di masyarakat itu tidak benar, jangan seolah-olah seperti ditutup-tutupi," jelas Togar.
(nkm/nkm)











































