Cerita Pilu Ayah Pelajar MTS di Palembang Tewas Tertembak Peluru Nyasar

Sumatera Selatan

Cerita Pilu Ayah Pelajar MTS di Palembang Tewas Tertembak Peluru Nyasar

Prima Syahbana - detikSumut
Sabtu, 07 Jan 2023 11:42 WIB
Ayah korban peluru nyasar, Iskandar saat ditemui di rumah duka. (Prima Syahbana/detikSumut)
Ayah korban peluru nyasar, Iskandar saat ditemui di rumah duka. (Prima Syahbana/detikSumut)
Palembang -

Iskandar (43), ayah pelajar MTs di Palembang, Sumatera Selatan, M Fahri Iskandar yang tewas usai menjadi korban peluru nyasar, buka suara. Menurut Iskandar peluru nyasar itu membuat pecah pembulu darah di otak hingga anaknya sembilan hari tak sadarkan diri (koma) di rumah sakit, kemudian meninggal dunia.

Cerita pilu tersebut diungkapkan Iskandar saat ditemui detikSumut di kediamannya, Perumahan Griya Tanjung Wahid, Jalan Talang Kepuh, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Palembang, Sabtu (7/1/2022).

"Saat dia meninggal pihak rumah sakit mengatakan kalau dia itu mengalami pecah pembulu darah, karena peluru tersebut sudah tembus ke bagian otak," ujarnya memulai cerita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iskandar yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan itu mendapat kabar anaknya terkena peluru nyasar ketika pulang bekerja. Sebelum kejadian, kala itu Fahri anaknya sedang asik bermain sepakbola di lapangan komplek tempat tinggalnya, Rabu (28/12/2022) sekitar pukul 17.30 WIB, lalu.

"Saat itu saya sedang dalam perjalanan pulang dari bekerja bangunan, namun tiba-tiba pas masuk komplek dan belum sampai ke rumah saya dihentikan warga, mereka bilang, lihat anakmu tertembak di matanya, cepat ke sana. Saya pun langsung menuju ke lokasi dengan perasaan yang hancur," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sesampainya di lokasi, benar saja Iskandar mendapati anaknya sudah tergeletak dengan kondisi luka tembak di bagian mata sebelah kanan dan mulutnya yang mengeluarkan darah.

"Saat di sana saya melihat anak saya sudah terkapar, saat itu saya sangat panik karena melihat kondisinya sudah mengeluarkan darah dari mulut dan tak lagi sadarkan diri. Saya langsung bergegas menggunakan motor minta bantu warga membawanya ke RSUD Gandus, kebetulan pelaku juga ada di situ jadi saya ajak juga dia ke rumah sakit," katanya.

Tak berselang lama di RSUD Gandus, Fahri kemudian dirujuk menggunakan mobil Ketua RT setempat ke RSUP Mohammad Hoesin (RSMH), dikarenakan mobil ambulans RSUD Gandus sedang dipakai.

Di RSMH, Fahri rencana akan di operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di mata dan tembus ke otaknya itu. Sayangnya, karena selama 9 hari di rawat Fahri tak kunjung sadarkan diri (koma), sehingga belum sempat dioperasi Fahri pun meninggalkan dunia pada Kamis (5/1) pagi, lalu.

"Rencana memang mau dioperasi tapi menunggu Fahri sadar dulu. Tapi karena tidak sadar-sadar jadi operasi itu belum bisa dilakukan. Setelah sembilan hari koma Kamis pagi kemarin Fahri dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi peluru itu belum dikeluarkan dari kepalanya," kata Iskandar.

Duka yang mendalam dialami Iskandar dan keluarga, di mana dalam keseharian Fahri dikenal sebagai sosok anak yang periang dan tak pernah berbuat ulah. Meski begitu, Iskandar mengaku ia dan keluarganya sudah ikhlas atas kepergian putranya itu.

Iskandar Tanggung Sendiri Biaya Perobatan Anaknya hingga Tewas. Baca Halaman Berikutnya...

Namun, katanya, satu luka yang masih tersimpan dimana selama 9 hari Fahri dirawat tidak ada itikad baik sama sekali dari keluarga pelaku seperti menemani untuk berjaga di RS, dan lain sebagainya. Terlebih ia juga haru menanggung semua biaya rumah sakit dengan total Rp 22 juta merogoh kocek pribadinya.

"Cuma itulah yang masih tersimpan di sini (sambil menunjuk ke arah dada). Selama Fahri dirawat mereka (keluarga pelaku) sama sekali tak ada itikad baik apa mau menemani berjaga di rumah sakit atau apa. Saya sendiri yang membayar biaya rumah sakit itu dengan total sekitar Rp 22 juta, tak ada bantu sepeserpun dari keluarga mereka," imbuhnya.

"Kalau saja saat Fahri dirawat kemarin mereka tidak seperti kami pihak keluarga pasti punya pertimbangan untuk tidak membawa kasus ini ke jalur hukum. Saat ini saya serahkan sepenuh ke penegak hukum, ke polisi, ke jaksa dan pengadilan yang akan memutus hukumam setimpal terhadap pelaku," jelas Iskandar.

Kapolsek Gandus Palembang AKP WD Bernard mengaku pelaku bernama Febriansyah (20) itu sudah diamankan pihaknya. Polisi juga sudah menyita barang bukti senapan angin yang digunakan pelaku.

"Pelakunya sudah kita amankan berikut barang bukti," kata Bernard terpisah.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kasus Pembacokan Pengantin Pria di Palembang Disebut karena Dendam"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads