Momen Keakraban Ketua KPK Bersama Lukas Enembe Tersangka Korupsi

Papua

Momen Keakraban Ketua KPK Bersama Lukas Enembe Tersangka Korupsi

Tim detikNews - detikSumut
Kamis, 03 Nov 2022 13:09 WIB
Jayapura -

Gubernur Papua Lukas Enembe akhirnya menjalani pemeriksaan sebagai tersangka korupsi. Lukas diperiksa di kediamannya, Koya, Distrik Muara Tami, Jayapura.

Dilansir detikNews Kamis (3/11/2022), Ketua KPK Firli Bahuri turut hadir di sana. Firli dan Lukas terlihat akrab dalam satu momen, keduanya terlihat saling salam komando. Di momen itu Lukas terlihat duduk di sebuah kursi dan bersalaman dengan Firli, terlihat juga pengacara Lukas Enembe, Aloysius Renwarin.

Dalam foto lainnya, terlihat seseorang mengenakan rompi KPK tengah duduk di sebuah kursi. Di samping kirinya terlihat Lukas Enembe bereda di meja yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengacara Lukas, Stefanus Roy Rening membenarkan bahwa Firli Bahuri telah tiba di kediaman Lukas. "Pak Firli sudah ketemu Pak Gub," kata Roy Rening kepada wartawan.

"Terhadap rencana pemeriksaan KPK ini, tim hukum mengatakan bahwa Gubernur Papua menghormati hukum dan siap diperiksa penyidik KPK," ujar ketua tim kuasa hukum Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening seperti dilansir dari detikSulsel, Kamis (3/11).

ADVERTISEMENT

Saat diperiksa Lukas akan didampingi tim hukumnya yakni Aloysius Renwarin dan tim.
Roy sendiri menjelaskan pihaknya mendapat kabar yang hadir ke Jayapura dari Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu. Informasi itu didapatkan dari hasil pertemuan Kapolda Papua dengan Gubernur Papua.

"Sekali lagi saya tegaskan Gubernur akan menerima kunjungan tim dari KPK dan tim dokter IDI. Itu juga yang diharapkan Direktur Penyidikan KPK agar Tim Hukum Gubernur dan tim dokter dr Anton Mote dapat hadir dalam pertemuan hari ini," tuturnya.

Roy mengharapkan dari penyidik KPK mengedepankan HAM dan kemanusiaan dalam pemeriksaan ini, mengingat Lukas Enembe masih dalam keadaan sakit. Dikatakannya Lukas Enembe masih haru menjalani perawatan lanjutan dari tiga dokter spesialis (syaraf, ginjal dan jantung) dari RS Mount Elisabeth Singapura.

"Kemarin saja, saat diperiksa oleh tiga dokter spesialis dari Singapura, tensi darahnya tinggi, 190, jadi pada dasarnya, beliau belum dapat menerima tekanan pikiran terlalu berat. Dikhawatirkan akan drop, bila mendapat pertanyaan dan dipaksa berpikir keras," tuturnya.

(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads