Irjen Ferdy Sambo yang merupakan otak pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J membanatah keterlibatan Brigjen Hendra Kurniawan yang disebut ikut merusak kamera pengawas atau CCTV.
Ferdy Sambo mengatakan bahwa Brigjen Hendra Kurniawan hanya mengamankan DVR CCTV di rumah dinas Duren Tiga. Pernyataan itu dimuat dalam tulisan Ferdy Sambo yang diunggah Seali Syah istri Brigjen Hendra diakun Instagram-nya seperti dilihat detikcom, Jumat (2/9/2022).
Dilansir dari detikNews, Surat Sambo tersebut berisi tanda tangan serta materai 10.000 dan dalam bentuk sudah copy-an. Dalam surat tersebut, Sambo menuliskan bahwa dugaan CCTV di pos satpam Duren Tiga diamankan Brigjen Hendra dan Kombes Agus Nurpatria atas perintah dirinya. Dia mengaku memerintah Hendra selaku atasan langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berkaitan dengan kegiatan awal pengecekan dan pengamanan CCTV di pos satpam yang diduga dilakukan oleh BJP. Hendra Kurniawan dan KBP Agus Nurpatria adalah benar perintah saya selaku atasan langsung sesuai prosedur yang diatur dalam Perkap 01 tahun 2015 tentang SOP Penyelidikan," tulis Sambo.
Sambo kemudian menuliskan bahwa Brigjen Hendra dan Kombes Agus tak terlibat perusakan CCTV pos satpam Duren Tiga. Dia menyebut laporan yang menyatakan Brigjen Hendra dan AKBP Agus hanya mengamankan CCTV di rumah dinas Duren Tiga.
"Dalam hal ini perlu saya tegaskan bahwa tidak ada keterlibatan BJP Hendra Kurniawan dan KBP Agus Nurpatria, terkait pengerusakan DVR CCTV pos satpam Duren Tiga. Adapun yang dilaporkan oleh BJP Hendra Kurniawan dan AKBP Agus Nurpatria adalah adanya tindak pengamanan DVR CCTV adalah di dalam rumah dinas Duren Tiga oleh Pusinafis Bareskrim Polri yang tidak sesuai prosedur," tulisnya.
Selain mengunggah tulisan tersebut, Seali Syah juga membuat tulisan diunggahannya bahwa suaminya dikriminalisasi oleh oknum-oknum di institusi, mulai dari hoax ikut mengantar jenazah dan melarang buka peti hingga dikriminalisasi terkait CCTV
"BJP Hendra Kurniawan dikriminalisasi oleh oknum-oknum di institusi, mulai dari hoax ikut mengantar jenazah dan melarang buka peti hingga dikriminalisasi terkait CCTV. Apakah yang membuat 'oknum-oknum' tersebut melakukan ini semua? Seberapa banyak borok mereka yang disimpan oleh BJP Hendra Kurniawan selama berdinas belasan tahun di Biro Paminal hingga dikriminalisasi agar berdiam di Mako Brimob dan dibungkam?" tulis Seali Syah.
(bpa/bpa)