Decoder CCTV di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo diganti sehari setelah insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Keluarga Brigadir J menyebut decoder itu diganti atas perintah seorang petinggi.
"Ada orang ditugaskan untuk melucuti atau mengambil decorder CCTV, orang ini bukan polisi, ada yang menyuruh. Ini diambil dari lingkungan perumaahan polisi, pertanyaannya siapa yang menyuruh itu, tentu yang menyuruh ini bukan orang biasa, ada petinggi orang besar," ujar pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak di Polda Jambi, Jumat (22/7/2022) malam.
Kamaruddin sudah mengantongi identitas orang yang diperintah petinggi itu. "Yang disuruh, tidak bermaksud SARA, tapi warga keturunan," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamaruddin sebelumnya mengungkapkan temuan baru, ia menyebut sudah ada orang yang mengaku sebagai pelaku pembunuhan Brigadir J.
"Inisial yang pertama yang sudah mengaku sebagai pelaku," ujar Kamaruddin.
Dari pelaku itu, kata dia, dikembangkan kepada yang lain. Hanya saja dia belum mau mengungkap sosok orang yang sudah mengaku sebagai pelaku pembunuh Brigadir J.
"Kemudian dikembangkan ke yang lainnya. Belum bisa kasi inisial (pelaku) karena inni masih dirahasiakan dulu untuk kepentingan penyidikan. Siapa saja bisa tersangka, yang penting perbuatannya," tuturnya.
Decoder CCTV di Rumah Irjen Ferdy Sambo Diganti. Baca Halaman Berikutnya:
Hal tersebut terungkap saat wartawan dari sejumlah media massa mendatangi rumah Seno pada Rabu (13/7) sore.
"Bapak kemarin sempat bilang bahwa Bapak menerima laporan dari satpam bahwa salah satu CCTV di rumah Pak Sambo itu diganti, itu betul, pak?" tanya wartawan.
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo (yang diganti), (tetapi) CCTV alatnya yang di pos (yang diganti)," jawab Seno.
Seno mengaku tak tahu detail bagaimana decoder CCTV tersebut diganti usai penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo. Dia mengaku hanya mendapat laporan tersebut dari satpam.
"Digantinya hari Sabtu (9 Juli), saya tahunya hari Senin (11 Juli)," ujarnya.
Seno juga mengaku sempat kesal karena tidak ada yang laporan pada dirinya selaku Ketua RT tentang peristiwa penembakan yang terjadi di lingkungannya. Dia pertama kali tahu peristiwa penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo dari media sosial.
"Sebetulnya terus terang saya justru membaca YouTube itu. Sampai sekarang saya ketemu saja nggak. Terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," jelasnya.
Penjelasan Polisi soal CCTV Diganti
Ketua RT Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto mengatakan CCTV di pos satpam dekat rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo diganti sehari setelah insiden baku tembak. Polres Metro Jakarta Selatan mengaku mengambil CCTV tersebut dalam rangka penyitaa.
"Mungkin yang dimaksud adalah dekoder CCTV lingkungan yang ada di pos (sekuriti), karena yang lama disita (penyidik)," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan waktu itu, Kombes Budhi Herdi Susianto kepada wartawan, Rabu (13/7)
Budhi mengatakan CCTV di pos satpam kemudian diganti dengan yang baru.
"Dan agar CCTV di lingkungan Kompleks Aspol Duren Tiga tersebut tetap beroperasi, maka diganti yang baru," katanya.
Simak Video "Video: Polda Jambi Tangkap 274 Pelaku Premanisme, 32 Ditahan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)