Rosti Simanjuntak tak berhenti menangis di depan jasad anaknya Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Firasat Rosti mengatakan anaknya sedang menderita sebelum mendapat kabar Brigadir J meninggal dunia.
Momen itu diabadikan adik Rosti, Rohani Simanjuntak dan kemudian diunggah melalui fitur siaran langsung pada akun Facebooknya pada 11 Juli 2022 lalu. Saat berbicara dekat jasad anaknya, Rosti menggunakan bahasa Batak.
"Sekarang aku tidak berdaya, hanya bisa merelakanmu. Aku hanya memintamu memperhatikan adikmu. Ternyata kau sedang menahan penderitaan," kata Rosti seperti dilihat detikSumut Jumat (15/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Narasi yang ditulis sudah disesuaikan dari bahasa Batak. Pihak keluarga juga telah mengizinkan detikSumut mengutip isi dalam konten video tersebut.
Rosti pun beberapa kali menanyakan kondisi Brigadir Yoshua(sebelumnya ditulis Brigadir Yosua) kepada adiknya yang juga berada di Jakarta. Terakhir kali berkomunikasi dengan anaknya Rosti tidak bisa berbicara banyak, dan anaknya itu tidak menceritakan apapun.
Sebagai ibu, Rosti merasakan firasat sedang ada yang tidak beres dengan anaknya itu.
"Sakit kali yang dirasakan anakku ini. Bolak-balik kutanya adekmu, karena mereka yang terakhir dengar telepon mumamak yang dengar, tetapi putus sinyal," ucapnya.
"Aku mendengar beda suaranya, tapi sepertinya suaramu bersedih. Kakakmu mengatakan itu karena sinyal, aku sudah ada firasat," lanjutnya.
Kepada Tuhan, Rosti memohon ampun apabila semasa hidup anaknya kerap berbuat salah atau menyakiti orang lain. Namun, dia menyebut anaknya itu selalu berbuat baik kepada sesama.
"Kalau ada anakku ini salah Tuhan, ampuni Tuhan. Berbuatnya anakku ini yang terbaik untuk sesamanya," bilang Rosti.
Sebelum meninggal dunia, Rosti menyebut anaknya pergi bersama seseorang yang disebutnya dengan julukan 'si jahat'. Tidak dijelaskan Rosti siapa sosok tersebut.
"Dia liburan bersama 'si jahat' itu ke Bali Dewata. Aku berkata temanmu kau buat bahagia, tapi kau bilang ada saatnya," katanya sembari meratapi jasad anaknya.
Kapolri Bentuk Tim Khusus
Seperti diketahui, terjadi peristiwa baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB. Insiden itu membuat Brigadir J tewas.
Tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah bekerja untuk mengusut insiden baku tembak tersebut. Tim khusus ini dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
"Oleh karena itu, saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, kemudian ada Pak Kabareskrim, Pak Kabik (Kabaintelkam) kemudian juga ada As SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kita libatkan termasuk juga fungsi dari Provos dan Paminal," kata Jenderal Sigit di Mabes Polri, Selasa (12/7) lalu.
Komnas HAM dan Kompolnas turut disertakan dalam tim khusus itu. Dia memastikan proses penyelidikan, penyidikan, hingga temuan terkait kasus itu akan disampaikan transparan dan periodik sehingga menjawab keraguan publik.
(astj/dpw)