Menurut polisi, insiden polisi tembak polisi itu terjadi karena Brigadir Yoshua (sebelumnya ditulis Yosua) masuk ke kamar dan melecehkan istri Ferdy Sambo. Namun, tudingan itu sampai saat kini belum bisa diterima oleh pihak keluarga Brigadir J.
Salah satu anggota keluarga Brigadir Yoshua, Rohani Simanjuntak mengatakan, sebelum keluarga menerima kabar duka itu, Brigadir J masih berkomunikasi dengan ibunya. Saat itu, Yoshua bilang kepada ibunya dia sedang bersama keluarga Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah. Mereka hendak bertolak ke Jakarta.
"Sebelum kejadian, (Brigadir J) dari Magelang ke Jakarta. Ngantarkan Ferdy Sambo, istri dan anaknya," kata Rohani saat diwawancarai tim detikSumut di rumah duka, Selasa (12/7/2022) lalu.
Komunikasi ibu dan anak itu terus berlanjut. Menurut Rohani, ibu dan anak itu sering berkomunikasi, baik via telepon maupun pesan lewat WhatsApp.
Perjalanan dari Magelang ke Jakarta itu diperkirakan memakan waktu tujuh jam. Ibunya sempat bertanya kepada Brigadir Yoshua perjalanan mereka sudah sampai mana. Waktu itu, ibu Yoshua memperkirakan anaknya sudah tiba di Jakarta pada Jumat petang.
"Diperkirakan jam setengah lima (sore) sudah sampai. Tapi ditelepon tak diangkat.Nggak ada lagi jawaban," terang Rohani.
"Tiba-tiba, jam 9 malam ada berita, sudah meninggal abang. Adiknya yang ngasih tahu," tambahnya.
Saat itu, ibunda Yoshua sedang berada di Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Mereka langsung bergegas pulang ke Jambi. Pihak keluarga tak menyangka, komunikasi hari itu merupakan komunikasi terakhir dengan Yoshua.
Rohani bilang, jenazah Yoshua tiba di Jambi pada Sabtu (9/7) pagi. Jenazahnya langsung dibawa ke rumah duka di Muaro Jambi. Ada enam polisi utusan Mabes Polri yang mengantar jenazah itu. Mereka pulang ke Jakarta pada Sabtu malam, usai serah terima jenazah dengan pihak keluarga.
(dpw/dpw)