Polisi terus mengusut keberadaan organisasi Khilafatul Muslimin. Polisi mengungkapkan, kepengurusan Khilafatul Muslimin banyak diisi oleh mantan narapidana kasus terorisme (napiter).
Dikutip dari detikNews, organisasi yang diduga akan melakukan aksi makar itu, dikelola secara profesional, selayaknya organisasi sebuah negara. Organisasi ini dikomandoi oleh pengurus mantan napi terorisme antara lain jaringan Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Negara Islam Indonesia (NII).
"Dari struktur kepengurusan itu banyak di antaranya eks napiter, apakah itu JI, JAD, NII," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dikutip detikNews, Kamis (16/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khilafatul Muslimin diketahui dipimpin oleh pria bernama Abdul Qadir Hasan Baraja. Dari catatan kepolisian, Baraja tercatat ikut terlibat dalam sejumlah aksi teror di Indonesia.
Dalam pemeriksaan Abdul Qadir Baraja pun mengaku memiliki posisi kedudukan yang lebih tinggi dari Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar. Kedua orang itu diketahui merupakan pendiri dari Majelis Mujahidin Indonesia (MII) dan Jamaah Islamiyah (JI).
"Menurut pengakuan yang bersangkutan justru yang bersangkutan lebih tinggi dari Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar. Jadi ini yang perlu kami sampaikan," katanya.
Sementara itu Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Wawan Ridwan, mengatakan para pengurus Khilafatul Muslimin memilih menggunakan pendekatan yang lebih soft dalam menyebarkan ajaran mereka. Para pengurus menggunakan jalur-jalur dakwah hingga lembaga pendidikan ketimbang aksi teror secara fisik.
"Tipe pergerakan Khilafatul Muslimin ini cenderung mengandalkan soft atau dengan pendekatan secara dakwah yaitu persuasif untuk meraih hati publik yang menjadi targetnya," ungkap Wawan.
Selain itu Wawan mengatakan dari hasil penelusuran pihaknya belum ada temuan organisasi Khilafatul Muslimin berencana melakukan aksi teroris seperti teror pengeboman di Indonesia.
"Sampai saat ini belum kami temukan data yang menyatakan bahwa organisasi ini akan melakukan pengeboman. Namun demikian tentu saja harus kita antisipasi bersama karena semuanya bermula dari pada paham ajaran yang intoleransi," pungkas Wawan.
Warga dari latar profesi berbeda bergabung Khilafatul Muslimin. Simak halaman selanjutnya...
Simak Video "Video: Tampang Gerombolan Preman Berkedok Ormas yang Diciduk Polda Metro"
[Gambas:Video 20detik]