Sejumlah petinggi organisasi Khilafatul Muslimin ditangkap dari beberapa daerah di Indonesia. Polisi juga masih terus melakukan penyelidikan terkait keberadaan organisasi itu, termasuk sumber dana yang menggerakkan mereka.
Dilansir dari detikNews, Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap salah satu sumber dana organisasi itu. Hengki mengungkapkan, para warga yang tergabung dalam organisasi itu diwajibkan melakukan infak sebesar Rp 1.000 tiap hari.
"Semua ini warga-warganya mulai dari tingkat paling bawah wajib memberikan infak sedekah per hari Rp 1.000," ungkap Hengki di Mapolda Metro Jaya dikutip detikNews, Kamis (16/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hengki mengungkapkan, polisi baru mendapat puluhan ribu data terkait sumber dana dari infak para warga Khilafatul Muslimin itu. Tidak menutup kemungkinan, ada sumber dana dari luar yang saat ini masih ditelusuri polisi.
"Tidak menutup kemungkinan akan ada dana-dana dari luar, ini masih tahap penyelidikan dan sejak awal kami sudah berkoordinasi dengan PPATK," jelasnya.
Hengki juga mengungkap fakta lain dari organisasi ini. Penyidik menyebut struktur organisasi itu menyerupai kepengurusan sebuah negara.
"Mereka memiliki struktur yang hampir sama dengan negara. Dimulai dari pimpinan tertinggi adalah khalifah dan sudah kami tangkap atas nama Abdul Qadir Baraja," kata Hengki.
Hasil pemeriksaan polisi menemukan fakta adanya hierarki kepemimpinan dari organisasi Khilafatul Muslimin. Struktur kepengurusan itu terdiri dari mula tingkat provinsi hingga tingkat paling rendah, yaitu kelurahan.
"Ada amir daulah setingkat provinsi, kemudian amir wilayah setingkat kabupaten, kemudian ummul quro setingkat kecamatan, dan yang paling rendah adalah amir masyul," beber Hengki.
Khilafatul Muslimin juga mendirikan yayasan pendidikan yang memiliki sistem sendiri, berbeda dengan sistem pendidikan resmi pemerintah. Pendidikan yayasan Khilafatul Muslimin ini sebagian besar didanai oleh warganya yang kemudian disebut infak.
"Mereka dalam pendidikannya ini didanai oleh warga. Kemudian juga untuk merekrut atau pengkaderan ini siswa-siswanya, pendidikannya bersifat gratis, jadi masuk gratis. Tapi wali muridnya akan dibaiat wajib memberikan infak," tuturnya.
Khalifatul Muslimin miliki belasan ribu anggota dan pengurus eks napi terorisme. Simak di halaman selanjutnya!
Khalifatul Muslimin Miliki Belasan Ribu Anggota dan Pengurus Eks Napiter
Polda Metro Jaya mengungkapkan Khilafatul Muslimin tengah membangun negara dalam negara dengan sistem pemerintahan sendiri. Hingga saat ini ditemukan ada 14 ribuan warga yang tergabung dalam Khilafatul Muslimin dari berbagai daerah.
"Kami temukan puluhan ribu data warga Khilafatul Muslimin ini ormas ini, yang ditunjukkan dengan ada namanya KTP, kalau mereka ada namanya nomor induk warga. Yang ditemukan baru 14 ribu (orang)," kata Hengki.
Dari total 14 ribu orang tersebut paling banyak berprofesi sebagai wiraswasta. Disusul dengan petani dan karyawan serta sebagian kecil ada ASN dan juga dokter.
Selain itu, polisi mengungkap kepengurusan dari organisasi Khilafatul Muslimin. Pengurus dari organisasi itu diketahui terdiri atas para mantan narapidana kasus terorisme.
"Dari struktur kepengurusan itu banyak di antaranya eks napiter, apakah itu JI, JAD, NII," ucap Hengki.
Khilafatul Muslimin diketahui dipimpin oleh pria bernama Abdul Qadir Hasan Baraja. Dari catatan kepolisian, Baraja tercatat ikut terlibat dalam sejumlah aksi teror di Indonesia.
Dalam pemeriksaan Abdul Qadir Baraja pun mengaku memiliki posisi kedudukan yang lebih tinggi dari Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar. Kedua orang itu diketahui merupakan pendiri dari Majelis Mujahidin Indonesia (MII) dan Jamaah Islamiyah (JI).
"Menurut pengakuan yang bersangkutan, justru yang bersangkutan lebih tinggi dari Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar. Jadi ini yang perlu kami sampaikan," katanya.
Tokoh sentral Khilafatul Muslimin ditangkap di Medan. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Satu Terduga Tokoh Sentral Khilafatul Muslimin Ditangkap di Medan
Diberitakan sebelumnya, polisi menangkap salah seorang terduga tokoh sentral Ormas Khilafatul Muslimin di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Pria berinisial FA itu ditangkap pada Sabtu pekan lalu.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi membenarkan penangkapan itu. Dia mengatakan penangkapan itu dilakukan oleh Polda Metro Jaya. Polda Sumut hanya menerima pemberitahuan dan selanjutnya langsung ditangani sendiri oleh Polda Metro Jaya.
"Itu yang melakukan penindakan dari Polda Metro Jaya. Jadi mereka memberitahukan ke Polda Sumut, kemudian penindakan selanjutnya oleh teman-teman Polda Metro Jaya," kata Hadi kepada wartawan, Senin (13/6/2022).
Hadi tidak merinci detail lokasi penangkapan tersebut. Namun, Hadi membenarkan penangkapan itu dilakukan di satu kecamatan di Kota Medan.
"Di wilayah Kota Medan," sebut Hadi.
Informasi dihimpun detikSumut, penangkapan terhadap tokoh sentral Ormas Khilafatul Muslimin itu dilakukan di Kecamatan Medan Marelan. Setelah diamankan, yang bersangkutan dibawa ke Polrestabes Medan dan kemudian diterbangkan ke Jakarta.
Untuk diketahui, sejauh ini, Polda Metro Jaya telah menangkap lima orang tersangka kasus Khilafatul Muslimin. Mereka yang diciduk berinisial AQHB, AA, IN, FA dan SU. Mereka pun telah ditahan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
"Total sudah lima orang tersangka yang ditangkap dan ditahan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan dalam keterangannya seperti dikutip dari detikNews, Minggu (12/6/2022).
Simak Video "Video: Ditangkap di Bekasi, Ini Pelaku Pembunuh Pria 'Bersarung' di Tangsel"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)