Seorang sopir truk bernama Sapdam Sandi Zulfikar (27) mengaku jadi korban perampokan di Kabupaten Asahan lalu dibuang di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Istri dari Sandi, Ani Thalita, mengatakan suaminya itu kini dalam keadaan trauma.
"Saat ini kondisinya masih trauma bang. Masih berusaha menenangkan diri," sebut Ani kepada wartawan, Selasa (10/5/2022).
Ani mengatakan perampokan itu terjadi saat Sandi hendak mengantarkan buah sawit ke pabrik yang berada di Aek Loba, pada Minggu (8/5) sore, sekitar pukul 15.30 WIB. Ketika itu tiba-tiba truknya dihentikan sekelompok orang yang mengendarai mobil, dan langsung mengancam serta mengambil alih truknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Sandi kemudian dimasukkan ke mobil yang dikendarai perampok. Kaki dan tangannya diikat perampok serta mata dan mulutnya dilakban.
"Selama dibawa di mobil, abang (Sandi) ditidurkan di lantai, di bangku tengah. Kaki perampok itu ya memijak badannya," ungkap Ani.
Selain itu, Sandi juga sempat dianiaya oleh perampok. Lengannya didekat ketiak disayat perampok pakai pisau dan wajahnya juga dipukul beberapa kali. Ani mengatakan saat ditemukan polisi, suaminya mengaku sudah diturunkan 30-60 menit sebelumnya.
Sandi akhirnya bisa ditemukan setelah berusaha mengesot dari tempat sepi ke arah jalan raya dan berusaha berteriak minta tolong kepada warga. Usahanya ternyata tidak sia-sia setelah seorang warga yang melihatnya melapor ke polisi.
Adapun truk beserta muatannya yang hingga kini belum ditemukan adalah milik majikan Sandi. Menurut Ani, hubungan Sandi dan majikannya tersebut, selama ini baik- baik saja. Dia juga mengatakan jika Sandi sudah bekerja selama 10 tahun bersama majikannya tersebut.
"Bos kami itu ya baik, selama ini juga sering menolong. Rumah kami ya dibelakang rumah dia," jelas Ani.
Saat ditanyakan mengapa Sandi berkendara sendiri, tidak didampingi kernet, Ani mengatakan hal itu merupakan kebiasaan yang lazim di kampung tersebut. Alasannya karena jarak kampung dan pabrik cukup dekat, sehingga penggunaan kernet hanya merupakan pengeluaran tambahan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Rusdi Marzuki mengatakan pihaknya tidak berwenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap Sandi, terkait perampokan truk tersebut. Hal itu karena lokasi kejadiannya berada di wilayah hukum Polres Asahan.
"Kita hanya melakukan pemeriksaan awal. Misalnya menanyakan identitas, kronologis singkat dan sebagainya. Seandainya kita menemukan indikasi mencurigakan dalam pemeriksaan awal itu, maka kita akan berkordinasi dengan Polres yang berwenang dengan daerah dimana lokasi peristiwa itu terjadi," kata Rusdi.
Sebelumnya diberitakan, polisi menemukan Sandi dengan kondisi tubuh terikat di Labuhanbatu, Sumatera Utara. Sandi saat itu mengaku menjadi korban perampokan yang dibuang ke lokasi tersebut.
"Kita temukan setelah menerima informasi dari masyarakat, yang mengaku mendengar suara minta tolong dari tempat itu," kata Kapolsek Bilah Hulu AKP Ramses Panjaitan kepada detikSumut, Senin (9/5/2022).
Ramses mengatakan pria tersebut ditemukan di Desa N-3, Kecamatan Bilah Hulu, pada Minggu (8/5) pukul 23.40 WIB. Saat ditemukan, kaki, tangan dan mulutnya ditutup lakban serta diikat dengan tali plastik. Selain itu celana pendeknya juga diturunkan ke bawah, dengan tujuan untuk mempersulit gerak.
(afb/afb)