Bocah Gembala Sapi di Asahan Dipersekusi Security Kebun

Bocah Gembala Sapi di Asahan Dipersekusi Security Kebun

Perdana Ramadhan - detikSumut
Sabtu, 09 Apr 2022 04:30 WIB
Orang tua bocah yang diduga menjadi korban persekusi saat membuat laporan ke KPAD.
Orang tua bocah yang diduga menjadi korban persekusi saat membuat laporan ke KPAD. Foto: Perdana Ramadhan / detikcom
Asahan -

Abu Kasih (45) datang membawa anak - anaknya untuk mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Asahan. Didampingi kepala dusun, Abu Kasih melaporkan bahwa anaknya diduga mengalami persekusi oleh salah seorang petugas keamanan kebun sawit di Asahan.

Dugaan persekusi itu diungkapkan Abu Kasih terjadi saat anaknya menggembalakan sapi di area kebun sawit di Sei Dadap, Rabu (6/4/2022). Dia mengaku anaknya saat ini dalam kondisi ketakutan. Bahkan tidak berani lagi untuk mengembala sapi di kawasan tersebut.

Anak-anaknya yang masih bocah dituduh mencuri sawit oleh security petugas keamanan kebun sawit. Padahal ketiga anaknya hanya menjaga ternak milik mereka bersama dua orang temannya yang juga berada di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu anak saya ada tiga orang sedang menggembala lembu (sapi) di kebun sawit dan dituduh mencuri sawit," ujar Abu saat ditemui wartawan usai membuat berita acara laporan, Jumat (8/4/2022).

Saat itu lanjut Abu, ada lima orang anak di lokasi. Tak lama, seorang pria yang diketahui security kebun datang, namun dua anak diantaranya sudah lari. Sedangkan ketiga anaknya berinisial SD (13), NU (7) dan seorang lagi masih berusia 2 tahun masih berada lokasi.

ADVERTISEMENT

"Ada lima orang anak di lokasi itu tapi yang dua sudah lari. Si security ini datang menuduh anak saya mencuri berondolan sawit di sana. Anak saya dipaksa dan diancam untuk memegang plastik hitam berisi berondolan sawit sebagai bukti mereka sudah mencuri dan difoto," kata Abu.

Saat kejadian tersebut, Abu sebagai orang tua dari ketiga bocah dipanggil pihak kemanan kebun. Persoalannya selesai secara damai. Namun, selepas kejadian itu anaknya terus dihantui rasa ketakutan.

"Di situ saya belum tau kalau dia di foto. Begitu lihat dia semakin ketakutan saya curiga barulah cerita dia ada difoto, diancam akan dipenjarakan jika tak mau difoto," ucapnya.

Sejak kejadian itu menurutnya anaknya menjadi trauma. Sering termenung, ketakutan dan menjadi pendiam diri.

"Dia sudah enggak mau lagi disuruh mengangon (menggembala) ke sana. Takut," ujarnya.

Kasus ini kemudian sampai dan ditanggapi oleh Komisioner KPAD Asahan, Irsan Kumala dan Awaluddin yang menerima laporan.

"Tugas KPAD untuk menjamin terlaksananya perlindungan dan pemenuhan hak anak. Selepas laporan ini kami akan melakukan konfirmasi ke pihak kebun melakukan upaya mediasi. Bila tidak ada titik temu pasti ada tindakan hukum," ujar Irsan saat dimintai tanggapannya usai menerima laporan.

Irsan Kumala juga menyesalkan kasus kekerasan tersebut terjadi kepada anak meski dalam bentuk verbal. Apalagi menurutnya, si anak belum tentu terbukti melakukan aksi pencurian dimaksud.

"Kekerasan verbal dalam bentuk persekusi ini tentu akan menimbulkan trauma kepada si anak. KPAD akan tetap berupaya memberikan pendampingan terhadap si anak dan mencegah agar perbuatan ini tidak kembali terjadi," ujarnya.




(bpa/bpa)


Hide Ads