Komnas HAM Pantau Langsung Pengungsi Rohingya di Aceh

Komnas HAM Pantau Langsung Pengungsi Rohingya di Aceh

Tim detikNews - detikSumut
Senin, 11 Des 2023 10:15 WIB
Rohingya Muslims rest on a beach after they land in Blang Raya, Pidie, Aceh province, Indonesia, December 10, 2023. REUTERS/Stringer NO RESALES. NO ARCHIVES
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta -

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terus memantau kondisi pengungsi Rohingya yang diduga jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Bahkan Komnas HAM sudah terjun langsung ke Aceh terkait itu.

"Komnas HAM juga sudah melakukan pemantauan ke Aceh dan melakukan koordinasi dengan kementerian lembaga, termasuk Kemenkumham," ujar Ketua Komnas HAM, Atnie Nova Sigiro kepada wartawan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/12/2023).

Atnike menambahkan Komnas HAM juga sudah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) demi memastikan kondisi para pengungsi Rohingya. Pihaknya akan mendorong upaya diplomasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melalui diplomasi di PBB," ujar Atnike.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly pun menanggapi soal pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah Indonesia. Yasonna menyebut pada dasarnya pengungsi Rohingya merupakan korban dari mafia.

ADVERTISEMENT

"Memang ini adalah sindikat, sudah ditangkap, namun yang kita harapkan juga bahwa ini akan bisa kita hindarkan di kemudian hari karena mereka juga adalah korban-korban dari mafia-mafia yang membawa mereka," ungkap Yasonna kepada wartawan.

Ia mengatakan hingga kini Indonesia memiliki peran besar membantu para korban pengungsian. Ia menyinggung pengungsi di Indonesia tidak hanya dari Rohingya.

"Tapi saya kira Indonesia sudah cukup banyak melakukan hal-hal yang baik dalam menampung pengungsi. Di kita ini sekarang ada 15 ribuan hampir 13 ribuan lebih pengungsi, Afghanistan, Iran, yang terakhir Rohingya," kata Yasonna.

Ia mengatakan pengungsi Rohingya ini juga korban lantaran sudah menjual harta dan benda untuk bisa ke Indonesia. Sehingga ia berharap ada tindakan yang signifikan dari pemerintah Indonesia.

"Di Medan, beberapa waktu yang lalu ada yang sampai membakar diri sehingga ada kepala-kepala daerah yang tidak mau lagi menerima mereka," tutur Yasonna.

"Namun demikian, kita berharap Pemda dan pemerintah pusat juga (menindak) dan tentunya UNHCR bersama-sama dengan kita mencari solusi yang tepat untuk itu," imbuhnya.




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads