Resolusi menjadi kata yang sering kita dengar menjelang pergantian tahun atau di awal tahun. Ternyata suku Batak punya tradisi mandok hata yang secara subtansi memiliki poin soal evaluasi hingga resolusi di awal tahun.
Secara harfiah, mandok hata memiliki arti mengucapkan kata. Kata mandok artinya mengucapkan, sedangkan hata memiliki arti kata.
Tradisi mandok hata merupakan momen sakral bagi masyarakat suku Batak yang beragama Kristen. Setiap anggota keluarga bakal berbicara di hadapan keluarga lainnya di puncak pergantian tahun.
"Tradisi mandok hata merupakan momen sakral di mana setiap anggota keluarga berbicara di depan keluarga besar pada malam pergantian tahun," demikian tertulis di laman indonesia.go.id yang dilihat, Kamis (9/1/2025).
Setiap anggota keluarga bakal menyampaikan ungkapan syukur, permintaan maaf, introspeksi diri hingga harapan untuk tahun depan. Orang tua juga bakal memberikan nasehat dan mengevaluasi anaknya selama setahun terakhir.
Tradisi mandok hata berlangsung setelah rangkaian acara khas malam tahun baru. Dimulai pada 31 Desember, keluarga Batak yang beragama Kristen biasanya menghadiri ibadah di gereja.
Sepulangnya, mereka berkumpul di rumah masing-masing, menanti pergantian tahun. Acara malam tersebut diawali dengan makan malam bersama, diiringi canda tawa dan nyanyian.
Ketika menunjukkan pukul 12 malam, pergantian tahun dirayakan dengan pesta kembang api. Setelah acara kembang api, semua anggota keluarga berkumpul untuk menggelar ibadah malam pergantian tahun, yang diikuti dengan prosesi mandok hata.
Tradisi itu dimulai dari anggota keluarga termuda dan berakhir di kepala keluarga. Setiap orang diberikan kesempatan untuk berbicara, menyampaikan berbagai hal seperti ungkapan syukur dan terima kasih atas berkat yang telah diterima, permintaan maaf atas kesalahan di tahun sebelumnya, resolusi dan harapan untuk tahun baru, evaluasi dan nasihat, terutama dari orang tua kepada anak-anak.
Momen tersebut sering kali memunculkan suasana yang mengharu biru. Air mata bahkan bisa tertumpah, ketika seseorang menyampaikan hal-hal yang sulit diucapkan sebelumnya.
Bagi anak muda, mandok hata bisa terasa menantang, karena harus mempersiapkan kata-kata yang tepat dan mendengar evaluasi dari orang tua. Namun, tradisi ini juga memberi mereka ruang untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini terpendam.
Salah satu alasan mandok hata menjadi istimewa adalah kekuatan tradisi merantau yang melekat pada Suku Batak. Malam tahun baru sering dimanfaatkan sebagai momen untuk pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga besar, baik dari pihak ayah maupun ibu.
Tidak hanya melibatkan keluarga inti, tradisi itu juga melibatkan keluarga besar. Setelah prosesi selesai, suasana mencair dengan menikmati makanan ringan bersama. Setiap anggota keluarga kemudian saling bersalaman, mengucapkan selamat tahun baru, dan melanjutkan perayaan atau istirahat.
Makna Mandok Hata
Mandok hata bukan sekadar tradisi, melainkan juga simbol kehangatan keluarga, introspeksi, dan penghormatan terhadap nilai-nilai kekeluargaan. Tradisi itu. menjadi sarana bagi setiap anggota keluarga untuk merefleksikan perjalanan hidup, menyatukan hati, dan mempererat hubungan keluarga di tengah kesibukan sehari-hari.
Di era modern ini, tradisi seperti mandok hata mengingatkan kita akan pentingnya meluangkan waktu bersama keluarga. Ini juga menunjukkan keindahan keberagaman budaya Indonesia, di mana setiap suku memiliki cara unik untuk menyambut tahun baru.
Keunikan mandok hata membuatnya tetap bertahan hingga saat ini. Meski tantangan modernisasi dan perubahan gaya hidup semakin besar, tradisi ini masih menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh Suku Batak, terutama saat mereka bisa kembali ke kampung halaman.
Tradisi mandok hata mengajarkan nilai-nilai yang universal, yaitu bersyukur, introspeksi, dan harapan. Lebih dari sekadar perayaan, ini merupakan momentum refleksi yang menyentuh hati, sekaligus bukti nyata betapa kaya dan berwarnanya budaya Indonesia.
Simak Video "Video Resolusi Venna Melinda di Umur 53 Tahun: Habiskan Waktu Bersama Anak "
(dhm/dhm)