Bukan Hanya Tradisi, Malamang Jadi Kini Jadi Media Komunikasi

Sumatera Barat

Bukan Hanya Tradisi, Malamang Jadi Kini Jadi Media Komunikasi

Aisyah Luthfi - detikSumut
Jumat, 03 Jan 2025 15:19 WIB
Tradisi Malamang
Foto: (Hatta Rizal/d'Traveler)
Padang -

Tradisi malamang adalah salah satu warisan budaya yang kaya dari masyarakat Minangkabau, salah satunya di Padang Pariaman. Lebih dari sekadar aktivitas kuliner, tradisi ini juga menjadi sarana komunikasi yang mempererat hubungan sosial dan keagamaan antar warga.

Dalam konteks masyarakat Padang Pariaman, malamang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya yang terus dijaga. Dikutip dari artikel ilmiah berjudul "Tradisi Malamang sebagai Media Komunikasi Masyarakat Padang Pariaman" dalam jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, tradisi malamang efektif sebagai media komunikasi. Pelaksanaan tradisi ini berfungsi sebagai jamuan dan tentunya akan mengumpulkan masyarakat. Tradisi ini membuat pesan atau informasi yang disampaikan antarmasyarakat Padang Pariaman dapat terkirim dengan efektif.

Asal Usul Tradisi Malamang Sebagai Sarana Penyebaran Islam

Salah satu tradisi khas yang masih terjaga di Kabupaten Padang Pariaman hingga kini adalah malamang. Dalam bahasa Indonesia, malamang berarti membuat atau memasak lemang. Sampai saat ini, belum ditemukan data pasti mengenai kapan tradisi ini pertama kali muncul di tengah masyarakat Padang Pariaman. Namun, banyak catatan sejarah yang mengaitkan tradisi malamang dengan penyebaran agama Islam oleh Syekh Burhanuddin Ulakan pada awal abad ke-17.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Syekh Burhanuddin mulai menyebarkan Islam di wilayah pesisir Sumatera, khususnya di daerah Ulakan Tapakis yang kini termasuk Kabupaten Padang Pariaman, mayoritas penduduknya masih memeluk agama Hindu. Pada masa itu, masyarakat setempat kerap mengonsumsi makanan yang dianggap tidak bersih, seperti tikus, kodok, dan ular, sebagai santapan sehari-hari. Menurut kepercayaan masyarakat saat ini, Syekh Burhanuddin memperkenalkan Islam sambil membawa makanan yang kini dikenal sebagai lamang. Melalui lamang, ajaran Islam dengan cepat diterima dan dianut oleh hampir seluruh masyarakat Padang Pariaman.

Pelaksanaan Tradisi Malamang

Malamang biasanya dilaksanakan pada momen-momen penting dalam kalender Islam, seperti peringatan Maulid Nabi dan bulan Sya'ban yang dikenal sebagai bulan lamang. Prosesnya melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Berikut adalah tahapan pelaksanaan tradisi malamang:

ADVERTISEMENT
  • Persiapan Bahan: Warga bergotong royong mencari bambu, menyiapkan beras ketan, santan, dan daun pisang.
  • Pembuatan Lamang: Beras ketan yang telah dicuci dimasukkan ke dalam bambu, lalu diisi santan dan dibungkus daun pisang.
  • Proses Memasak: Bambu-bambu tersebut kemudian dipanggang di atas bara api hingga matang, yang membutuhkan kerja sama banyak pihak.

Kegiatan ini menjadi ajang kebersamaan yang memperkuat hubungan sosial di dalam masyarakat.

Malamang sebagai Media Komunikasi

Tradisi malamang berfungsi sebagai media komunikasi yang efektif dalam masyarakat Minangkabau. Berikut adalah beberapa aspek penting yang menjadikan malamang sebagai sarana komunikasi sosial:

¡ Interaksi Sosial

Proses pembuatan lamang melibatkan banyak orang dengan tugas-tugas yang berbeda, seperti mencari bahan, menyiapkan adonan, dan memanggang. Interaksi yang terjadi selama proses ini menciptakan suasana kebersamaan yang mendalam.

¡ Penyampaian Pesan

Dalam acara malamang, pesan-pesan keagamaan dan sosial sering disampaikan. Kegiatan ini menjadi platform untuk berbagi informasi, seperti jadwal acara keagamaan dan pentingnya menjaga nilai-nilai Islam.

¡ Ritual Komunitas:

Malamang sering kali diiringi dengan doa bersama dan kegiatan keagamaan lainnya. Ritual ini tidak hanya memperkuat identitas budaya tetapi juga menanamkan nilai spiritual pada generasi muda.

Nah, itulah informasi mengenai Tradisi Malamaang di Padang Pariaman. Pelestarian tradisi ini sangat penting untuk mempertahankan identitas budaya Minangkabau dan memperkuat hubungan antaranggota masyarakat.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads