Sosok Sisingamangaraja XII, Pahlawan yang Namanya Melekat di Kota Medan

Sosok Sisingamangaraja XII, Pahlawan yang Namanya Melekat di Kota Medan

Jevon Noitolo Gea - detikSumut
Rabu, 02 Okt 2024 06:00 WIB
Sisingamangaraja XII (Foto: Buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia)
Foto: Sisingamangaraja XII (Foto: Buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia)
Medan -

Nama Sisingamangaraja XII mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Sumatera Utara, khususnya bagi warga kota Medan. Jalan Sisingamangaraja adalah salah satu jalan utama di kota ini, yang setiap harinya dilalui ribuan kendaraan dan pejalan kaki.

Namun, di balik nama jalan yang megah ini, tersembunyi kisah heroik dari seorang pahlawan nasional yang dengan gigih memperjuangkan kebebasan rakyat Batak dari cengkeraman penjajahan Belanda. Siapakah sebenarnya Sisingamangaraja XII, dan mengapa namanya begitu dihormati hingga diabadikan menjadi nama jalan di Medan?

Sosok Sisingamangaraja XII: Raja Pejuang dari Tanah Batak

Dilansir dari situs resmi Pemprov Sumut, berikut profil dari Sisingamangaraja XII:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama : Patuan Bosar Sinambela

Lahir : Bakkara, Humbang Hasundutan, 18 Februari 1845

ADVERTISEMENT

Wafat : Dairi, 17 Juni 1907

Dimakamkan : di Tarutung, Tapanuli Utara dan dipindahkan ke Balige(1953) oleh Soekarno

Penetapan : S. K. Presiden No. 590 Tahun 1961, tanggal 9-11-1961

Sisingamangaraja XII, lahir dengan nama Patuan Bosar Sinambela, merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan rakyat Batak. Beliau adalah pemimpin spiritual dan politik yang menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda di Tanah Batak, Sumatera Utara.

Gelar "Sisingamangaraja" merupakan warisan keluarga yang diturunkan selama beberapa generasi sebagai pemimpin kerajaan Batak. Pada tahun 1876, ia naik tahta sebagai Sisingamangaraja XII menggantikan ayahnya, Raja Sisingamangaraja XI, yang dikenal sebagai Ompu Sohahuaon.

Penobatan tersebut bertepatan dengan masuknya Belanda ke Sumatera Utara yang berusaha memonopoli perdagangan di Bakkara, wilayah kekuasaan Sisingamangaraja. Hal ini memicu Perang Batak yang berlangsung selama puluhan tahun, di mana Sisingamangaraja XII memimpin perlawanan bersenjata melawan Belanda.

Meskipun Bakkara akhirnya jatuh ke tangan Belanda, beliau terus memimpin perang gerilya sampai akhirnya gugur ditembak oleh pasukan Belanda di Dairi bersama ketiga putra-putrinya.

Menghargai Warisan Sejarah

Nama Sisingamangaraja XII tak hanya hidup di jalan-jalan Medan, tetapi juga di dalam hati masyarakat Sumatera Utara yang masih merasakan dampak perjuangan beliau hingga hari ini. Meskipun perjuangannya melawan penjajah berlangsung lebih dari seratus tahun yang lalu, nilai-nilai yang dipegang teguh oleh Sisingamangaraja XII-yakni keberanian, kemandirian, dan keteguhan hati-tetap relevan di era modern ini.

Dengan mengenal lebih dekat sosok Sisingamangaraja XII, kita tidak hanya memahami sejarah panjang perjuangan melawan kolonialisme, tetapi juga menemukan inspirasi untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan dalam bentuk yang lebih luas, baik dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari bangsa yang merdeka.

Nah detikers, ketika Anda melintasi Jalan Sisingamangaraja di Medan, ingatlah bahwa di balik nama itu ada seorang pahlawan yang berjuang tanpa henti demi tanah Batak dan bangsa Indonesia. Semangat juangnya akan selalu hidup di hati kita.

Artikel ini ditulis Jevon Noitolo Gea, mahasiswa magang dari UHN Medan di detikcom.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads