Indonesia memiliki beragam suku dan kebudayaan serta tradisi turun temurun yang masih dilakukan hingga saat ini. Salah satunya marsiadapari, tradisi unik masyarakat Batak Toba yang kental unsur solidaritas.
Tahukah detikers apa itu tradisi Marsiadapari? Jika belum, berikut detikSumut rangkum mengenai informasinya. Simak, yuk!
Mengenal Tradisi Marsiadapari
Melansir dari jurnal berjudul Eksistensi Marsiadapari dan Relevansinya dengan Teori Solidaritas di Desa Batumanumpak Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2003 oleh Elisabeth Harianja, dkk, marsiadapari merupakan suatu budaya yang melekat dalam hal pengerjaan sawah atau ladang maupun kegiatan pesta adat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat Batak Toba sangat kuat dengan prinsip saling tolong menolong yang disebut marsiadapari. Marsiadapari berasal dari kata "marsialap" yang berarti "kita berikan dulu tenaga dan bantuan pada orang lain sehingga mereka akan memberikan tenaganya untuk membantu kita".
Marsiadapari dilaksanakan dalam rangka saling membantu antara satu dengan lainnya dan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Batak ketika musim panen. Tradisi ini memiliki keunikan sebab pekerjaan yang diberikan dianggap milik sendiri sehingga dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan akan memberikan hasil yang baik.
Marsiadapari merupakan tradisi turun temurun hingga kini. Contohnya, dalam acara adat pesta perkawinan atau kematian, dengan semangat marsiadapari, teman sekampung (dongan sahuta) akan melakukannya beramai-ramai.
Hukum yang mendasari tradisi ini yakni "sisolisoli do uhum, siadapari do gogo" artinya kamu memberi maka kamu akan diberi. Dengan adanya sistem hukum ini, suatu beban pekerjaan akan terasa ringan, dan keringanan memberikan manfaat bagi sekitarnya.
Tradisi marsiadapari bukan hanya mengandung unsur gotong royong, namun juga unsur solidaritas sosial. Solidaritas sosial merupakan perasaan emosional dan moral yang dibentuk pada hubungan individu atau kelompok dengan adanya rasa saling percaya, kesamaan tujuan, dan rasa sepenanggungan.
Makna Tradisi Marsiadapari
Dilansir dari jurnal berjudul Peran Marsiadapari dan Gugur Gunung Sebagai Landasan dalam Teknologi Pendidikan Agama Kristen di Sekolah oleh Manat Siahaan, dkk, tradisi marsiadapari memegang teguh nilai kebersamaan dalam pergaulan.
Dengan mau bekerja terlebih dahulu di tempat teman kelompok, kita juga akan memperoleh giliran yang sama. Artinya, kita berikan bantuan dan tenaga terlebih dahulu kepada orang lain maka kita akan mendapat hal yang sama.
Masyarakat Batak Toba juga memegang falsafah "dongan sahuta" yang artinya saudara sekampung. Masyarakat Batak Toba yang tinggal di perantauan biasanya akan membentuk komunitas etnis.
Falsafah dongan sahuta ini tergambar dalam semangat marsiadapari seperti membantu persiapan pernikahan maupun ketika berduka cita. Semangat tradisi ini terus melekat dalam masyarakat Batak Toba dimanapun berada.
Artikel ini ditulis Dostry Amisha, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.
(astj/astj)