Rencong merupakan senjata tradisional yang berasal dari Aceh. Rencong digunakan sebagai senjata perang dalam menghadapi musuh yang ingin menjajah Aceh.
Rencong merupakan simbol keberanian dan ketangguhan bagi masyarakat Aceh. Rencong memiliki makna mengenai keberadaan ajaran agama Islam dalam masyarakat Aceh.
Apakah detikers tahu mengenai sejarah, makna, dan jenis-jenis rencong Aceh? Jika belum, berikut ini detikSumut rangkum mengenai informasinya, simak yuk!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Rencong
Dilansir dari laman resmi Warisan Budaya Kemdikbud, rencong merupakan senjata tradisional yang digunakan di Kesultanan Aceh sejak masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah yang merupakan Sultan Aceh pertama. Rencong sangat penting pada masa kedudukan Kesultanan Aceh.
Rencong selalu diselipkan di pinggang Sultan Aceh. Selain itu, rencong juga digunakan oleh Ulee Balang dan masyarakat biasa.
Rencong emas milik Sultan Aceh dapat ditemui di Museum Sejarah Aceh. Dapat disimpulkan bahwa rencong sudah terlahir sejak masa Kesultanan Aceh namun pembuat pertamanya sampai saat ini belum diketahui.
Dilansir dari Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya berjudul Makna Rencong bagi Ureueng Aceh oleh Sri Waryanti, belum tahu pasti kapan rencong pertama kali diciptakan. Disebutkan bahwa rencong pertama kali diciptakan pada abad ke-16 atas perintah Sultan Al Kahar di Aceh.
Mengacu dari jurnal yang sama, disebutkan juga bahwa rencong sudah ada pada abad ke-13 sejak berdirinya kerajaan Islam pertama. Rencong juga telah ada pada abad ke-18 di Aceh.
Makna Rencong
Dilansir dari situs resmi Pemerintah Aceh, rencong memiliki makna filosofi religius dan keislaman. Gagang rencong berbentuk huruf Arab diambil dari padanan kata Bismillah.
Padanan kata tersebut dapat dilihat pada gagang rencong yang melekuk kemudian menebal pada bagian sikunya. Hal tersebut memperlihatkan karakteristik masyarakat Aceh yang berpegang teguh terhadap kemuliaan ajaran Islam.
Rencong merupakan simbol keberanian, pertahanan diri, keperkasaan, dan kepahlawanan Aceh dari abad ke abad. Rencong juga menjadi identitas atas keberadaan ureueng (orang) Aceh yang menjadi sebab daerah Aceh dikenal sebagai "Tanah Rencong".
Jenis-jenis Rencong
Rencong memiliki berbagai jenis. Dirujuk dari laman resmi Warisan Budaya Kemdikbud, berikut empat jenis rencong:
1. Rencong Meucugek
Disebut rencong meucugek karena terdapat suatu bentuk panahan dan perekat pada gagang rencong atau dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek. Cugek berfungsi untuk mempermudah ronceng dipegang dan tidak mudah lepas saat menikam musuh atau lawan.
2. Rencong Meupucok
Terdapat pucuk di atas gagangnya terbuat dari ukiran logam dari emas. Gagang rencong ini terlihat agak kecil pada gagang bagian bawahnya namun semakin ke ujung gagang ini semakin membesar.
Jenis rencong ini biasanya digunakan pada upacara resmi yang berkaitan dengan adat dan kesenian. Rencong ini memiliki ukiran yang bermacam-macam pada gagangnya dan rencong ini juga digunakan sebagai alat perhiasan atau hiasan.
3. Rencong Pudoi
Dalam masyarakat Aceh, istilah pudoi merupakan sesuatu yang dianggap masih ada yang belum sempurna. Gagang rencong pudoi hanya lurus dan pendek. Sehingga yang dimaksud pudoi adalah bentuk pada gagang rencong.
4. Rencong Meukuree
Mata rencong diberi hiasan tertentu pada mata rencong meukuree sehingga berbeda dengan jenis rencong lainnya. Rencong yang disimpan lama akan terbentuk sejenis arit atau bentuk yang disebut kuree yang dianggap memiliki kekuatan magis.
Nah, demikian informasi mengenai sejarah, makna, dan jenis-jenis rencong Aceh yang menjadi simbol keberanian dan ketangguhan masyarakat Aceh. Semoga bermanfaat ya, detikers.
Artikel ini ditulis Dostry Amisha, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.
(astj/astj)