Al Osmani, Masjid Pertama di Medan yang Kini Berusia 170 Tahun

Sumut in History

Al Osmani, Masjid Pertama di Medan yang Kini Berusia 170 Tahun

Elisabeth Simanjuntak - detikSumut
Selasa, 09 Apr 2024 18:14 WIB
Sejumlah warga berada di depan Masjid Raya Al Osmani Medan, Sumatera Utara, Senin (11/5/2020). Masjid yang dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Kesultanan Melayu Deli tersebut merupakan masjid tertua di Kota Medan dengan gaya berarsitektur Eropa, Persia dan China. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/hp.
Masjid Al Osmani. Masjid tertua di Medan (ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA)
Medan -

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan punya tempat wisata sejarah sekaligus religi. Ada Masjid Al Osmani, sebagai masjid tertua dan pertama di Kota Medan.

Masjid Al Osmani dibangun dengan tujuan mempererat hubungan silaturahmi antara rakyat dan kesultanan. Sampai saat ini, bangunan Masjid Al Osmani masih digunakan sebagai tempat beribadah dan perayaan hari besar keagamaan.

Kali ini detikSumut akan merangkum informasi terkait Masjid Al-Osmani mulai dari sejarah hingga gaya arsitekturnya. Simak penjelasannya berikut ini

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul Masjid Al-Osmani

Dibangun pada tahun 1854 oleh Sultan Deli ketujuh dan menjadi masjid tertua di Kota Medan. Lokasinya terletak di jalan K L Yos Sudarso, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan.

Sudah berumur 170 Tahun, Masjid Al Osmani ini sebagai rumah ibadah Islam tertua di kota Medan. Pembangunannya juga menggunakan kayu pilihan serta berwarna kuning kebanggaan suku Melayu dan hijau menunjukkan keislaman.

ADVERTISEMENT

Sejarah dan Perkembangan Masjid Al-Osmani

Sultan Deli Mahmud Perkasa Alam yang tak lain putra kandung Sultan Osman Perkasa meminta GD Langereis (Arsitek Jerman) merenovasinya. Masjid sudah mengalami banyak perubahan mulai ukuran dan luas, desain bangunan, sampai bahan banguan. Ada juga masa pemugaran, namun arsitektur asli tetap dipertahankan.

Perkembangan Masjid Al-Osmani dari Tahun ke Tahun

  • 1854 didirikan oleh Sultan Osman Perkasa Alam dari bahan kayu
  • 1870-1872 dijadikan bangunan permanen oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam
  • 1927 direhab oleh Deli Maatschappij
  • 1963-1964 direhab oleh T. Burhanuddin Dirut Deli II
  • 1977 di rehab dari dana presiden masa Wali Kota KHD TK II Medan HM Soleh Arifin
  • 1991-1992 pemugaran diprakarsai H Bachtiar Djafar Wali Kota KDH TK II Medan

Gaya Arsitektur Masjid Al-Osmani

Punya Gaya Arsitektur India, Tiongkok, Timur Tengah, Eropa, dan Melayu. Dimulai dengan pintu masjid menggunakan ornamen Tiongkok, ukiran setiap bangunan bernuansa India. Serta gaya arsitekturnya ala Eropa.

Ornamen lainnya bernafaskan Timur Tengah dan kubah tembaganya bersegi delapan berumur mengikuti gaya India yang beratnya mencapai 2,5 ton

Keadaan Sekitar Masjid Al-Osmani

Kanan kiri masjid terdapat pemakaman, ada makam lama dan baru serta bedug. Selanjutnya ada kentungan

Kemudian, ada lima makam raja deli di sekitar Masjid Al-Osmani, yaitu:

  1. Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV),
  2. Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V),
  3. Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI),
  4. Sultan Osman Perkasa Alam
  5. Sultan Mahmud Perkasa Alam.

Nah, sekianlah sejarah Masjid Al Osmani sebagai masjid pertama yang bisa kamu baca. Semoga menambah pengetahuan ya detikers

Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak, Mahasiswa Peserta Magang Merdeka di detikcom




(astj/astj)


Hide Ads