Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan punya tempat wisata sejarah sekaligus religi. Ada Masjid Al Osmani, sebagai masjid tertua dan pertama di Kota Medan.
Masjid Al Osmani dibangun dengan tujuan mempererat hubungan silaturahmi antara rakyat dan kesultanan. Sampai saat ini, bangunan Masjid Al Osmani masih digunakan sebagai tempat beribadah dan perayaan hari besar keagamaan.
Kali ini detikSumut akan merangkum informasi terkait Masjid Al-Osmani mulai dari sejarah hingga gaya arsitekturnya. Simak penjelasannya berikut ini
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal-usul Masjid Al-Osmani
Dibangun pada tahun 1854 oleh Sultan Deli ketujuh dan menjadi masjid tertua di Kota Medan. Lokasinya terletak di jalan K L Yos Sudarso, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan.
Sudah berumur 170 Tahun, Masjid Al Osmani ini sebagai rumah ibadah Islam tertua di kota Medan. Pembangunannya juga menggunakan kayu pilihan serta berwarna kuning kebanggaan suku Melayu dan hijau menunjukkan keislaman.
Sejarah dan Perkembangan Masjid Al-Osmani
Sultan Deli Mahmud Perkasa Alam yang tak lain putra kandung Sultan Osman Perkasa meminta GD Langereis (Arsitek Jerman) merenovasinya. Masjid sudah mengalami banyak perubahan mulai ukuran dan luas, desain bangunan, sampai bahan banguan. Ada juga masa pemugaran, namun arsitektur asli tetap dipertahankan.
Perkembangan Masjid Al-Osmani dari Tahun ke Tahun
- 1854 didirikan oleh Sultan Osman Perkasa Alam dari bahan kayu
- 1870-1872 dijadikan bangunan permanen oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam
- 1927 direhab oleh Deli Maatschappij
- 1963-1964 direhab oleh T. Burhanuddin Dirut Deli II
- 1977 di rehab dari dana presiden masa Wali Kota KHD TK II Medan HM Soleh Arifin
- 1991-1992 pemugaran diprakarsai H Bachtiar Djafar Wali Kota KDH TK II Medan
Gaya Arsitektur Masjid Al-Osmani
Punya Gaya Arsitektur India, Tiongkok, Timur Tengah, Eropa, dan Melayu. Dimulai dengan pintu masjid menggunakan ornamen Tiongkok, ukiran setiap bangunan bernuansa India. Serta gaya arsitekturnya ala Eropa.
Ornamen lainnya bernafaskan Timur Tengah dan kubah tembaganya bersegi delapan berumur mengikuti gaya India yang beratnya mencapai 2,5 ton
Keadaan Sekitar Masjid Al-Osmani
Kanan kiri masjid terdapat pemakaman, ada makam lama dan baru serta bedug. Selanjutnya ada kentungan
Kemudian, ada lima makam raja deli di sekitar Masjid Al-Osmani, yaitu:
- Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli IV),
- Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V),
- Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI),
- Sultan Osman Perkasa Alam
- Sultan Mahmud Perkasa Alam.
Nah, sekianlah sejarah Masjid Al Osmani sebagai masjid pertama yang bisa kamu baca. Semoga menambah pengetahuan ya detikers
Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak, Mahasiswa Peserta Magang Merdeka di detikcom
(astj/astj)