Randai Kesenian Tradisional Minangkabau, Terdiri dari Beberapa Unsur Seni

Sumatera Barat

Randai Kesenian Tradisional Minangkabau, Terdiri dari Beberapa Unsur Seni

Amanda Amelia - detikSumut
Selasa, 02 Jan 2024 07:00 WIB
Randai (Foto: Dok. Website Warisan Budaya Takbenda Indonesia)
Foto: Randai (Foto: Dok. Website Warisan Budaya Takbenda Indonesia)
Padang -

Masyarakat Minangkabau memiliki banyak kesenian tradisional seperti seni suara, seni tari, seni lukis, seni teater, serta seni sastra, dan lain-lain. Ternyata ada satu kesenian Minangkabau yang memiliki unsur beberapa seni yakni randai.

Kesenian randai merupakan perpaduan antara seni gerak, seni suara, seni sastra dan seni teater. Apa itu randai? simak ulasannya sampai akhir ya detikers!

Asal usul Kesenian Randai

Kesenian randai sudah melewati perjalanan sejarah yang cukup panjang sejak abad ke 20, randai lebih banyak berkembang di wilayah Darek yaitu wilayah bagian tengah Sumatera Barat yang menjadi pusat perkembangan kebudayaan Minangkabau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari website Warisan Budaya Takbenda Indonesia Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang cukup panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika masyarakat tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut.

Randai merupakan tarian sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran, dan menari sambil bernyanyi dan bertepuk tangan, juga yang utama menampilkan sebuah cerita. Ada juga yang menyebutkan bahwa randai merupakan seni teater Minangkabau karena di dalamnya ada dialog atau suatu cerita yang disampaikan.

ADVERTISEMENT

Mengenal Kesenian Randai

Dikutip dari website Warisan Budaya Takbenda Indonesia, randai adalah sebuah karya unik masyarakat Sumatera Barat sejak beberapa abad lalu yang menggabungkan berbagai unsur seni, seperti bela diri silat, drama, tari, music, dan sastra.

Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, dimana dalam kesenian randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Cerita yang dibawakan saat randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat.

Tujuan dan Fungsi di Kesenian Randai

Randai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat yang diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya Idul Fitri. Dalam kesenian randai ini dipimpin oleh satu orang yang biasa disebut tukang goreh, yang mana bertugas selain ikut serta bergerak dalam lingkaran legaran, tukang goreh juga memiliki tugas yang sangat penting lainnya yaitu mengeluarkan teriakan khas misalnya hep tah tih untuk menentukan cepat atau lambatnya tempo gerakan dalam tiap gerakan.

Hal tersebut agar randai yang dimainkan terlihat serempak dan menarik serta indah di mata penonton. Biasanya dalam satu grup randai memiliki tukang goreh lebih dari satu, bertujuan untuk mengantisipasi jika tukang goreh utama kelelahan atau kemungkinan buruk lainnya, karena untuk menuntaskan satu cerita randai saja bisa menghabiskan 1 hingga 5 jam bahkan lebih.

Artikel ini ditulis Amanda Amelia, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads