Melansir dari buku Mengenal Ulos, dikatakan bahwa ulos merupakan kain tenun khas Batak. Awal mulanya ulos ini digunakan sebagai pakaian sehari-hari masyarakat Batak, namun belakangan dipakai saat acara adat saja.
Kain Ulos ini merupakan selembar kain tenun yang digunakan sebagai kerajinan oleh para wanita dengan pola dan aturan yang bervariasi. Secara umum, pembuatan ulos itu sama, hal yang menjadi pembedanya adalah nama, corak atau motif, dan sifat kedudukan pemakaiannya yang perlu disesuaikan dengan jenis upacara adat ketika acara dilangsungkan.
Sejarah Singkat Ulos Batak
Dalam bukut itu dijelaskan pada awalnya ulos merupakan benda yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Hal itu terjadi sebelum masuknya agama Kristen ke masyarakat Toba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, banyak larangan serta pantangan yang tidak boleh diabaikan ketika proses penenunan. Hal tersebut terjadi lantaran proses penenunan sangat diberkati dan memiliki kekuatan keramat.
Dulunya, para nenek moyang suku batak mengandalkan sinar matahari dan api, yang digunakan sebagai tameng dalam melawan rasa dingin. Namun, seiring berjalannya waktu, hal yang diandalkan tersebut tidak dapat diatur sesuai keinginan manusia.
Sementara pada malam hari yang semakin dingin serta api yang tidak begitu praktis pemakaiannya untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, mereka mencari alternatif lain yang lebih praktis, sehingga lahirlah ulos sebagai warisan asli budaya suku batak.
Ulos, tentunya tidak langsung sakral keberadaannya pada masa awal kemunculannya. Namun, seiring berjalannya waktu serta melalui proses yang amat sangat panjang sehingga ulos menjadi salah satu simbol adat suku batak.
Filosofi Ulos Batak
Banyak yang semakin menggemari kain ulos milik masyarakat suku batak. Seiring berjalan waktu, kain ini menjadi sakral dalam penggunaanya.
Kain ulos dalam setiap penggunaannya dalam upacara adat batak memiliki filosofi yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, tingkat status menurut umur dan turunan seseorang dalam keluarga, juga menentukan jenis ulos yang akan diterimanya.
Banyak jenis ulos batak serta penempatannya dalam prosesi acara. Untuk mengetahui filosofi tiap ulos, berikut detikSumut sajikan beberapa keragaman ulos batak.
1. Ulos Ragi Hidup
Banyak khalayak beranggapan bahwa ulos ini adalah yang paling tinggi, karena ulos ini dipakai untuk berbagai keperluan pada upacara duka cita maupun suka cita.
Dengan memakai ulos ini memberikan makna serta filosofi pembeda dan menjelaskan siapa sebenarnya tuan rumah. Pembuatan ulos ini juga dikerjakan secara gotong royong, karena pengerjaan ulos ini harus selesai dalam waktu tertentu menurut "hatiha" Batak (kalender batak).
2. Ulos Jugia
Ulos ini disebut juga ulos na so ra pipot atau pinunsaan. Menurut kepercayaan orang batak, ulos ini tidak boleh digunakan dengan sembarangan.
Namun, pengecualian bagi orang yang sudah saur matua atau kata lain na gabe (orang tua yang semua anak perempuan dan laki-lakinya sudah menikah dan memberikan cucu). Bila anak dari orang tua tersebut ada yang masih belum menikah dan belum memberikan cucu, maka orang tua itu tidak boleh menggunakan ulos tersebut.
Dari kain ulos Jugia ini memberikan filosofi pembeda bagi mereka yang anaknya sudah menikah dan memiliki cucu dengan yang belum. Sehingga, pemakaian ulos ini tidak ditinjau dari kedudukan pangkat maupun kekayaan.
Terdapat banyak macam corak dan nama-nama ulos yang berada diantara masyarakat suku batak seperti ulos Jungkit, Ulos Sitoluntuho dan masih banyak lainnya. Ulos-ulos tersebut memiliki nilai tinggi dalam tiap upacara adatnya. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, detikers.
Artikel ini ditulis oleh Angelina Giyanti Purba, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detik.com.
(afb/afb)