Asal-usul Tari Saman, Warisan Budaya Takbenda dari Suku Gayo

Asal-usul Tari Saman, Warisan Budaya Takbenda dari Suku Gayo

Vania Dinda Azura - detikSumut
Selasa, 12 Des 2023 09:00 WIB
Sejumlah santriwati menampilkan Tari Saman dari Aceh usai upacara peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Pondok Pesantren Al Karimiyah, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Minggu (22/10/2023). Peringatan hari santri tersebut mengusung tema Jihad Santri Jayakan Negeri. ANTARA FOTO/Rifqi Raihan Firdaus/app/YU
Penampilan tari Saman. (Foto: ANTARA FOTO/RIFQI RAIHAN FIRDAUS)
Gayo Lues -

Tari merupakan suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Tarian biasanya tercipta sesuai dengan kebudayaan setempat dengan cara, bentuk, dan dalam konteks yang berbeda-beda. Contohnya adalah tari Saman dari Provinsi Aceh.

Dilansir dari buku Mengenal Kesenian Nasional: Tari Saman, tari Saman adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari dataran tinggi tanah Gayo, Aceh Tenggara. Tarian ini diciptakan oleh Syekh Saman yang merupakan seorang penyebar agama Islam di Aceh sekitar abad 14 Masehi. Oleh karena itu disebut dengan tari Saman sesuai dengan nama penciptanya.

Tari Saman adalah tari rakyat yang berkembang pada masyarakat suku Gayo, yakni salah satu etnik yang lazim disebut Gayo Lut, akan tetapi tari Saman lebih merakyat dan berkembang di Kabupaten Gayo Lues dengan suku Gayo yang dominan menjadi penduduknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tari Saman sering menjadi pusat perhatian penonton karena cukup unik karena dalam pelaksanaan tari Saman sama sekali tidak menggunakan alat musik, namun hanya menampilkan gerakan tangan, badan, dan kepala. Posisi duduk penari dan goyangan badan ke kiri dan ke kanan saat syair lagu dinyanyikan.

Tari Saman merupakan pengembangan dari permainan rakyat, tari Tepuk Abe. Tari Tepuk Abe sangat diminati oleh masyarakat Aceh pada masa itu. Hal ini yang menyebabkan Syekh Saman mengembangkan tari Tepuk Abe dengan menyisipi syair-syair yang berisi pujian-pujian kepada Allah SWT.

ADVERTISEMENT

Oleh Syekh Saman, tari Saman ini digunakan sebagai media dakwah agama Islam pada waktu itu. Dikarenakan kondisi Aceh yang masih sering mengalami peperangan, maka Syekh Saman menambah syair-syair yang dapat menumbuhkan semangat juang masyarakat Aceh.

Dilansir dari buku Keanekaragaman Seni Tari Nusantara, pada awalnya tari Saman hanya ditampilkan untuk acara-acara tertentu, khususnya pada saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang kini tari Saman digolongkan sebagai tari hiburan atau pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa, atau upacara tertentu.

Makna dan fungsi dari tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, pemuka adat akan memberikan nasihat-nasihat berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang disenandungkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.

Tari Saman mempunyai dua unsur utama dalam gerakannya, yaitu tepuk dada dan tepuk tangan. Gerakan-gerakan tersebut di dalam bahasa Gayo dikenal dengan nama gerak guncang, kirep, lingang, dan surang saring.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Pada 24 November 2011, Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai daftar Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya TakBenda UNESCO di Bali.

Nah itu dia informasi selengkapnya tentang asal-usul tari Saman. Semoga artikel ini bermanfaat, ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh Vania Dinda Azura, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads