.webp)
Peradaban masyarakat Simalungun telah lama mengenal dunia penulisan jauh sebelum bahasa Indonesia berkembang dan menjadi bahasa nasional. Dulunya, masyarakat Simalungun menggunakan aksara Simalungun.
Penggunaan aksara Simalungun biasanya dituliskan dalam media seperti kayu yang dibentuk menyerupai akordeon. Uniknya, aksara Simalungun hanya memiliki 19 huruf. Selain itu, dalam penulisan menggunakan aksara Simalungun harus menggunakan 8 tanda bacanya.
Lantas apa sajakah 19 aksara tersebut beserta tanda bacanya? Berikut ulasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Aksara Simalungun
Mengutip Kamus Bahasa Simalungun, aksara Simalungun memiliki ciri khas tersendiri di antara sub etnis Batak lainnya. Pasalnya, penggunaan aksara Simalungun tidak hanya dilakukan oleh kalangan tertentu layaknya sub etnis yang di Batak.
Jika dalam sub etnis Batak lainnya dijelaskan penggunaan aksara hanya diperuntukkan bagi datu/guru, maka dalam masyarakat Simalungun penggunaan aksara juga digunakan oleh para bangsawan.
Aksara Simalungun disebut juga sebagai Surat Sapuluhsiah. Penamaan Surat Sapuluhsiah dikarenakan dalam aksara Simalungun memiliki 19 jenis huruf.
Penulisan aksara Simalungun pada umumnya serupa dengan aksara sub etnis lainnya yakni dari kiri ke kanan. Kendati demikian, dalam penulisan aksara Simalungun tidak mengenal penulisan spasi dan alinea serta angka ditulis dalam bentuk huruf.
Adapun 19 huruf aksara Simalungun tersebut adalah a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, i, u.
8 Tanda Baca Aksara Simalungun
Seperti yang disebutkan di atas, penulisan aksara Simalungun tidak mengenal spasi dan alinea. Huruf-huruf dalam aksara Simalungun dirangkai menjadi sebuah kata dan kalimat menggunakan tanda baca.
Dalam aksara Simalungun terdapat 8 tanda baca yang menghubungkan 19 huruf. Adapun 19 huruf tersebut sebagai berikut.
- Hamisaran ( - ) dirangkaikan di sebelah kanan huruf bagian atas untuk menimbulkan bunyi 'Ng'.
- Hatalingan ( - ) dirangkaikan di sebelah kiri huruf untuk menimbulkan bunyi 'E'.
- Panongonan ( - ) dirangkaikan di sebelah kanan huruf untuk menimbulkan bunyi mati.
- Hajoringan ( = ) dirangkaikan di sebelah kanan huruf bagian atas untuk menimbulkan bunyi 'H' pada huruf yang dirangkainya.
- Haluan ( = ) dirangkaikan di sebelah kanan huruf untuk menimbulkan bunyi 'i'
- Hatulungan ( - - ) dirangkaikan di sebelah kanan dan kiri huruf bagian atas untuk menimbulkan bunyi 'OU'
- Sihorlu ( x ) dirangkaikan di sebelah kanan huruf untuk menimbulkan bunyi 'O'.
- Haboritan ( > ) dirangkaikan di sebelah kanan huruf untuk menimbulkan bunyi 'U'
(astj/astj)
