Mengenal Omo Hada, Rumah Adat Nias yang Tahan Gempa

Mengenal Omo Hada, Rumah Adat Nias yang Tahan Gempa

Evelyn Shinta Situmorang - detikSumut
Senin, 30 Okt 2023 07:00 WIB
Rumah Adat Nias Omo Hada
Foto: Rumah Adat Nias Omo Hada (Dok. Kemdikbud)
Nias -

Nias merupakan sebuah pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera, Indonesia. Pulau ini memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, di antaranya adalah rumah adatnya yang unik dan menarik.

Omo Hada adalah salah satu rumah adat Nias. Rumah ini memiliki ciri khas tahan terhadap gempa bumi yang sering terjadi di wilayah tersebut.

Selain Omo Hada, dikenal juga Omo Zebua, yang merupakan rumah adat Nias untuk para kepala negeri, kepala desa, atau kaum bangsawan. Yang membedakan adalah Omo Zebua lebih besar dan lebih megah dibandingkan Omo Hada, serta memiliki hiasan-hiasan yang melambangkan status sosial pemiliknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah kali ini, Rumah adat Nias yang akan dibahas adalah rumah adat Omo Hada. Penasaran bagaimana bangunan ini bisa tahan gempa? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini ya detikers.

Bentuk dan Bahan Bangunan Omo Hada

Dilansir dari website resmi Museum Pusaka Nias dan jurnal Universitas HKBP Nommensen, rumah adat Nias mempunyai bentuk yang bervariasi tergantung daerahnya. Ada yang lonjong, seperti di Nias utara, timur, dan barat. Ada pula yang berbentuk persegi panjang, seperti di Nias tengah dan Selatan.

ADVERTISEMENT

Jika dilihat sepintas, bentuk bangunan Omo Hada mirip sebuah perahu. Nenek moyang Suku Nias menyadari bahwa Pulau Nias dikelilingi perairan yang luas. Mereka pun memikirkan ketika terjadi banjir, rumah mereka harus bisa menjadi perahu.

Seluruh bahan bangunan yang digunakan pada rumah adat Nias terbuat dari kayu yang bergabung bersama tanpa menggunakan paku. Mereka dibangun di atas tiang yang kuat dari batang kayu dengan bagian atap dilapisi daun rumbia.

Omo Hada memiliki dua pintu. Pintu pertama mempunyai bentuk dan fungsi seperti pintu pada umumnya. Sementara, pintu kedua berbentuk horizontal dengan daun pintu menghadap ke atas yang fungsinya sebagai perlindungan saat ada serangan.

Pada bagian atap Omo Hada, terdapat dua tuwu zago (semacam jendela) yang berfungsi sebagai ventilasi dan sumber cahaya dalam rumah. Tuwu zago ini dapat dibuka dan ditutup.

Karena budaya perang di Nias, rumah dibangun dengan perlindungan yang ekstra dimana tinggi tiang penyangganya bisa sampai dua atau tiga meter. Tak hanya itu, pintu masuk juga dicapai dengan tangga yang bisa dipindahkan. Ditambah lagi, tuwu zago atau jendelanya dibuat berjerajak.

Bagian-bagian Omo Hada dan Fungsinya

Dikutip dari Buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada bagian dalam Omo Hada, terdapat dua ruangan utama. Ruangan pertama bernama Tawalo, yakni berfungsi sebagai ruang tamu, tempat bermusyawarah, dan tempat tidur untuk para laki-laki.

Ruang Tawalo kemudian juga dibagi menjadi beberapa lantai, yaitu lantai pertama untuk tempat duduk rakyat biasa, lantai bule (kedua) untuk tempat duduk tamu, lantai dane-dane (ketiga) untuk tempat duduk tamu agung, lantai salohate (keempat) untuk tempat sandaran tangan tamu agung, dan lantai harefa (kelima) untuk menyimpan barang-barang tamu.

Selanjutnya, ruangan kedua di Omo Hada dinamakan forema, yang letaknya di belakang Tawalo. Forema berfungsi sebagai ruang keluarga, ruang tamu wanita, serta ruang makan tamu-tamu agung. Pada ruangan ini, terdapat juga kamar tidur dan dapur.

Rumah Adat Nias, Omo Hada Tahan Gempa

Wilayah Nias sering dilanda gempa bumi. Hal ini membuat rumah-rumah tradisionalnya, termasuk Omo Hada, didesain tahan terhadap gempa.

Menurut website resmi Museum Pusaka Nias, fitur bangunan yang memungkinkan rumah adat ini tahan gempa adalah ndriwa. Ndriwa merupakan tiang penyokong yang dipasang secara diagonal di antara tiang-tiang vertikal di bawah rumah.

Tak hanya itu, baik tiang vertikal maupun tiang diagonalnya, dialasi oleh lempengan batu. Tiang-tiang tersebut tidak dipancangkan ke dalam tanah, seperti rumah tradisional daerah lainnya.

Adanya ndriwa serta pemancangan tiang di atas lempengan batu inilah yang membuat rumah adat Omo Hada memiliki struktur yang sangat kuat dan juga fleksibel sehingga mampu menahan getaran ketika terjadi gempa.

Artikel ini ditulis Evelyn Shinta Situmorang, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads