Hai detikers, khususnya kamu masih lajang dan jomlo. Suasana lebaran dan hari raya biasanya menjadi suasana yang membuat kamu tidak nyaman. Sekalipun dijadikan sebagai waktu yang tepat untuk silaturahmi. Biasanya silaturahmi itu sebagai pengerat persaudaraan dan kekeluargaan.
Namun tidak semua orang menyenangi kumpul keluarga karena alasan tertentu. Salah satunya tidak siap menjawab pertanyaan apabila ditanya kapan menikah. Pertanyaan basa-basi kerap terlontar, meski membuat beberapa orang merasa tidak nyaman jika sudah berurusan dengan jodoh.
Biasanya, pertanyaan itu datang dari saudara-saudara dekat. Termasuk orang tua dan kerabat yang ingin mengetahui tentang perkembangan dan rencana kita. Serta ingin mengetahui lebih jauh tentang kepribadian kita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai contoh, jika ada kerabat yang masih lajang, selalu saja ada yang menanyakan 'kapan nikah' atau 'sudah punya pacar belum'? Terkadang dilanjutkan juga dengan pertanyaan yang bikin semakin awkward misalnya 'dijodohin dengan seseorang yang dianggap baik dan sesuai dengan kita.
Hal ini pasti membuat tidak nyaman. Namunj tahukan anda bahwa kenapa pertanyaan itu muncul saat lebaran atau hari raya?
Dilansir dari detikHealth, Veronica Adesla, MPsi yang merupakan psikolog lulusan Ohana Space menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan bentuk dari niat baik si penanya.
Bahkan hal tersebut juga merupakan bentuk perhatian seseorang terhadap kerabatnya. Karena tolak ukur dari kebahagiaan secara normatif adalah ketika seseorang sudah mempunyai pasangan atau menikah. Ini juga dianggap sebagai pencapaian usia dewasa.
"Tapi saya rasa sebenarnya niatnya baik. Niatnya memikirkan kebahagiaan orang lain, terlepas dari apakah niatan tersebut memang membuktikan bahwa ketika seseorang itu punya pasangan, menikah, apakah membuktikan mereka bahagia, belum tentu," katanya.
Dasarnya menurut Veronica Adesla mungkin pasti atas niat yang baik dimana keluarga itu kemudian perhatian dengan keponakannya, kerabatnya, keluarganya yang mungkin belum memiliki pasangan atau belum menikah.
"Gitu ya dan manakala ini ajang kumpul bareng dan update satu sama lain dan pengen untuk ngeliat misalnya keluarganya, keponakannya bahagia," ujarnya ketika dihubungi detikcom.
"Tolak ukur bahagia tidak hanya dari status punya pasangan atau status menikah," lanjutnya.
Jika tidak nyaman dengan pertanyaan yang dilontarkan, Veronica memberikan tips untuk menjawabnya. Kuncinya adalah dengan memberikan penjelasan yang singkat, padat, dan jelas.
Awali jawaban dengan senyuman dan beberkan alasan mengapa masih lajang. Kemudian, alihkan ke topik lain atau menjauh dari situasi tersebut.
(bpa/bpa)